Uni Eropa Butuh Dana Triliunan Dolar untuk Tingkatkan Jaringan Listrik

Uni Eropa membutuhkan investasi triliunan dolar untuk memperbarui jaringan listrik yang menua dan menambah kapasitas penyimpanan energi. Investasi tersebut diperlukan untuk mengatasi peningkatan produksi energi hijau, peningkatan permintaan listrik, dan menghindari pemadaman listrik.
Seminggu yang lalu, Spanyol dan Portugal mengalami pemadaman listrik terburuk mereka. Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebabnya. Apa pun temuannya, analis dan perwakilan industri mengatakan investasi infrastruktur sangat penting.
"Pemadaman listrik menjadi peringatan. Ini menunjukkan kebutuhan untuk memodernisasi dan memperkuat jaringan listrik Eropa sangat mendesak dan tidak dapat dihindari," kata Kristina Ruby, Sekretaris Jenderal Eurelectric, asosiasi industri kelistrikan Eropa, seperti dikutip Reuters, Senin (5/5).
Jaringan listrik Uni Eropa sebagian besar berasal dari abad lalu. Separuh dari jalur-jalurnya berusia lebih dari 40 tahun. Peningkatan produksi energi rendah karbon dan ledakan permintaan dari pusat data serta kendaraan listrik memerlukan perombakan jaringan yang juga membutuhkan perlindungan digital untuk menahan serangan siber.
Investasi global dalam energi terbarukan tumbuh hampir dua kali lipat sejak 2010, sedangkan investasi dalam jaringan hampir tidak berubah, yaitu sekitar US$ 300 miliar (Rp 4.932,5 triliun) per tahun. Menurut Badan Energi Internasional, investasi jaringan perlu dilipatgandakan pada 2030 menjadi lebih dari US$ 600 miliar (Rp 9.865 triliun) per tahun untuk menutupi perombakan yang diperlukan.
Spanyol telah meminta investigatornya sendiri dan regulator Uni Eropa untuk menyelidiki pemadaman listrik pada Senin lalu.
Meskipun penyebab utama masalah tersebut belum jelas, operator jaringan Red Electrica, menyatakan dua insiden terpisah telah memicu hilangnya daya yang masif tersebut. Kejadian ini menyusul peningkatan penggunaan energi terbarukan, terutama di Spanyol, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pangsa energi terbarukan naik menjadi 47% dalam bauran energi Uni Eropa 2024, dari 34% pada tahun 2019. Sementara itu, pangsa bahan bakar fosil turun menjadi 29% dari 39%, menurut data dari lembaga think tank Ember.
Spanyol berencana untuk menghapus penggunaan batu bara dan tenaga nuklir secara bertahap. Pembangkitan energi terbarukan mencapai rekor tertinggi sebesar 56% dari bauran energi Spanyol pada tahun 2024.
Proyek pembangkit listrik tenaga bayu dan matahari relatif cepat dibangun dibandingkan dengan jaringan listrik, yang dapat memakan waktu lebih dari satu dekade. Sebagian dari masalahnya adalah besarnya jumlah uang dan kompleksitas peningkatan jaringan listrik dalam jarak yang luas.
Komisi Eropa memperkirakan Eropa perlu menginvestasikan US$ 2 triliun hingga US$ 2,3 triliun untuk jaringan listrik pada 2050. Analis di Bruegel menyebut perusahaan-perusahaan Eropa pada 2024 menginvestasikan 80 miliar euro (Rp 1.490 triliun) dalam jaringan listrik, naik dari 50-70 miliar euro (Rp 931,39 triliun-Rp 1.303,9 triliun) pada tahun-tahun sebelumnya. Ia menambahkan bahwa investasi itu mungkin perlu ditingkatkan menjadi 100 miliar euro (Rp 1.862,79 triliun).
Koneksi Antarnegara Bagian
Sistem tenaga listrik Spanyol dan Portugal termasuk di antara sistem di Eropa yang kekurangan koneksi ke jaringan lain yang dapat memberikan cadangan.
"Spanyol membutuhkan lebih banyak hubungan ke Prancis dan Maroko," kata José Luis Domínguez-García dari pusat penelitian energi Spanyol IREC di Catalunya.
Spanyol hanya memiliki 5% koneksi di luar Semenanjung Iberia. Karena beberapa negara lain juga tertinggal, Komisi Eropa memiliki target untuk meningkatkan interkoneksi menjadi 15% pada tahun 2030, naik dari tujuan sebelumnya sebesar 10%. Ini berarti setiap negara anggota Uni Eropa harus dapat mengimpor setidaknya 15% dari kapasitas produksi listriknya dari negara-negara tetangga.
"Spanyol akan memperkuat koneksi dengan Prancis, termasuk jalur baru melalui Teluk Biscay yang akan menggandakan kapasitas interkoneksi antara kedua negara," demikian pernyataan perusahaan jaringan listrik Spanyol, Red Electrica.
Kebutuhan Cadangan
Seiring pertumbuhan pembangkit listrik tenaga surya dan angin, tantangan tidak hanya terbatas pada peningkatan jaringan listrik, tetapi juga kebutuhan akan pembangkit cadangan.
Pembangkit listrik tenaga surya dan angin menghasilkan daya arus searah (DC), sementara pembangkit listrik tenaga gas atau nuklir tradisional menghasilkan arus bolak-balik (AC).
Daya DC diubah menjadi AC dalam inverter ke frekuensi standar 50 Hertz untuk jaringan listrik Eropa dan penggunaan di rumah dan bisnis. Jika produksi listrik menurun, jaringan listrik membutuhkan daya AC cadangan untuk mencegah penurunan frekuensi.
Jika frekuensi menurun, mekanisme keselamatan otomatis akan memutus beberapa pembangkit listrik untuk mencegah panas berlebih, kerusakan pada trafo atau saluran transmisi. Jika terlalu banyak pembangkit listrik terputus secara bersamaan, sistem dapat mengalami pemadaman listrik.
Sebelum pemadaman minggu lalu, Spanyol telah mengalami gangguan listrik dan pejabat industri telah berulang kali memperingatkan tentang ketidakstabilan jaringan listrik.
Pejabat energi Spanyol juga mengatakan rencana negara itu untuk menutup tujuh reaktor nuklirnya pada tahun 2035 dapat membahayakan pasokan listrik.
"Portugal hanya memiliki dua pembangkit cadangan - pembangkit listrik tenaga gas dan hidro - yang mampu merespons dengan cepat jika jaringan membutuhkan lebih banyak daya," kata Perdana Menteri Portugal, Luis Montenegro. Ia mengatakan, negara itu menginginkan lebih banyak pembangkit cadangan.
Di Inggris, pemadaman listrik pada tahun 2019 memutus aliran listrik ke satu juta pelanggan, ketika sambaran petir dan insiden kedua yang tidak terkait menurunkan frekuensi jaringan.
Sejak saat itu, negara tersebut telah berinvestasi untuk memperluas penyimpanan baterai dan memiliki sekitar 5 gigawatt kapasitas yang terpasang pada akhir tahun lalu. Hal ini dapat membantu menyeimbangkan jaringan dengan cara yang sama seperti pembangkit listrik.
Eropa memiliki 10,8 gigawatt penyimpanan baterai dan akan tumbuh menjadi 50 GW pada tahun 2030 - jauh lebih sedikit dari 200 GW yang dibutuhkan, menurut Asosiasi Energi Penyimpanan Eropa.
Di Irlandia, Siemens Energy telah membangun flywheel (roda gila) terbesar di dunia, yang juga dapat beroperasi sebagai penyimpanan daya dan membantu menstabilkan jaringan.