Harga Karbon Uni Eropa Diperkirakan Stabil di Tengah Ancaman Tarif AS

Ajeng Dwita Ayuningtyas
17 Juli 2025, 15:20
Karbon, Uni Eropa, bursa karbon
123rf.com/malp
Para analis memperkirakan, harga karbon di pasar karbon Uni Eropa relatif stabil meskipun ada kemungkinan pengenaan tarif dari Amerika Serikat (AS) dan lemahnya hasil industri akan membebani ekspektasi para pelaku pasar.

Para analis memperkirakan, harga karbon di pasar karbon Uni Eropa relatif stabil meskipun ada kemungkinan pengenaan tarif dari Amerika Serikat (AS) dan lemahnya hasil industri akan membebani ekspektasi para pelaku pasar. 

Emissions Trading System (ETS) atau Sistem Perdagangan Emisi Uni Eropa adalah instrumen utama Eropa untuk mengekang emisi. Sistem ini memaksa produsen, perusahaan listrik, dan maskapai penerbangan untuk membayar karbon dioksida yang mereka hasilkan dengan menyerahkan alokasi karbon.

Menurut survei Reuters terhadap sepuluh analis, EU Allowances atau tunjangan EU diperkirakan mencapai rata-rata 73,54 euro (Rp 1,39 juta, kurs Rp 18.930/euro) per metrik ton untuk kuartal ketiga tahun 2025, sedikit turun dari 76,10 euro (Rp 1,44 juta) per metrik ton yang diperkirakan pada April lalu.

"Harga karbon Uni Eropa bergejolak sepanjang tahun 2025 karena ketidakpastian geopolitik dan gejolak perdagangan, yang telah membatasi potensi kenaikannya," kata Analis Pasar Karbon Veyt, Henry Lush, dikutip dari Reuters.

Pengumuman tarif perdagangan dari Amerika Serikat telah memicu kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi di Eropa. Hal ini tersebut juga dikhawatirkan menghambat produksi industri dan sekaligus permintaan terhadap tunjangan karbon.

Kontrak karbon acuan Uni Eropa diperdagangkan, pada Rabu (16/7), berada di angka 71,30 euro (Rp 1,35 juta) per metrik ton, turun sekitar 15% dari puncak intraday tahun 2025 sebesar 84,50 euro (Rp 1,6 juta) per ton pada akhir Januari.

Prediksi rata-rata harga karbon Uni Eropa untuk tahun 2025 adalah 75,15 euro (Rp 1,42 juta) per ton, sedikit naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 74,89 euro (Rp 1,41 juta) per ton.

Harga Karbon Diprediksi Naik Beberapa Tahun ke Depan

Para analis juga memperkirakan harga karbon akan naik di tahun-tahun mendatang karena batasan jumlah emisi yang dapat dihasilkan suatu sektor atau sekelompok sektor, berkurang berdasarkan ETS.

"Pasar diperkirakan akan jauh lebih ketat mulai tahun 2026, dengan lelang dan pasokan alokasi bebas menurun tahun itu. Investor harus mulai memperhitungkan sebagian dari keketatan yang akan datang seiring kita mendekati tahun 2026," kata Analis Energy Aspects, Ben Lee.

Alokasi gratis diberikan kepada bisnis untuk membantu mereka bersaing dengan pesaing internasional yang tidak dikenakan biaya karbon yang sama. Namun, alokasi ini akan dikurangi mulai tahun depan, ketika Uni Eropa meluncurkan pajak perbatasan karbon yang memaksa importir membayar biaya karbon yang setara.

Perkiraan rata-rata EUA untuk tahun 2026 adalah 91,08 euro (Rp 1,72 juta) per ton, turun dari 91,37 euro (Rp 1,73 juta) per ton pada bulan April. Perkiraan rata-rata untuk tahun 2027 adalah 108,70 euro (Rp 2,06 juta) per ton, turun dari 109,62 eur (Rp 2,07 juta) per ton.

Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait