3 Tahun Restorasi Gambut, Bencana Asap Kian Berkurang

Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
12/4/2019, 16.24 WIB

Sejak dibentuk pada 2016 hingga 2018, Badan Restorasi Gambut (BRG) bersama dengan pemerintah daerah dan berbagai mitra berhasil menekan jumlah titik panas dan luas kebakaran. Pencapaian tersebut tersebar di area target restorasi gambut yang berada di tujuh provinsi.

Dibandingkan 2015, titik panas yang berhasil ditekan hingga 2018 yakni sebanyak 12.520 titik di Sumatera Selatan. Sedangkan di Kalimantan Tengah sebanyak 3.743 titik, Jambi 1.013 titik, Riau 809 titik, serta Papua dan Kalimantan Selatan masing-masing 57 titik. Namun, khusus di Kalimantan Barat, BRG masih memiliki pekerjaan rumah karena titik panas bertambah 321 titik. 

Berkurangnya jumlah titik panas berbanding lurus dengan luas area hutan yang terbakar. Dibandingkan dengan 2015, luas area hutan yang terbakar di Kalimantan Tengah pada 2017 berkurang 326,2 hektare (ha). Hal serupa terjadi di Riau di mana luas area yang terbakar berkurang 98,5 ha dan Kalimantan Selatan sebesar 12,66 ha. Sementara untuk jangka waktu hingga 2016, areal yang terbakar di Sumatera Selatan berkurang 286 ha pada 2016, Jambi sebesar 61,9 ha, dan Papua sebesar 35,7 ha. Sedangkan Kalimantan Barat, meski titik panasnya bertambah, namun jumlah luas lahan yang terbakar berkurang  sebesar 24,1 ha pada 2017.

BRG melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jumlah titik panas dan luas areal yang terbakar. Antara lain melalui infrastruktur pembasahan gambut, 11.800 sumur bor, 5.936 sekat kanal, 242 penimbunan kanal, 141 embung, dan 142 unit alat pemantau tinggi muka air. Selain itu, BRG juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar area gambut dengan melakukan pendampingan di 262 desa/kelurahan serta melakukan edukasi dan sosialisasi yang melibatkan 20.950 peserta.