Pemerintah mempersiapkan diri menghadapi era teknologi dengan membangun infrastruktur pendukung. Setidaknya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah membangun enam infrastruktur telekomunikasi selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK). Pertama, proyek Palapa Ring. Pembangunan jaringan kabel serat optik paket barat sudah mencapai 100% dan tengah 98%. Sementara paket timur sudah terbangun 74%. Menteri Kominfo Rudiantara optimistis, seluruh kabel terbangun pada akhir tahun ini. "Palapa Ring itu sudah direncanakan sejak 2005, tapi konsorsium bubar terus. Baru berhasil tahun ini," ujar dia di kantornya, Jakarta, Kamis (25/10). Dengan demikian, Palapa Ring diharapkan bisa beroperasi tahun depan. Menurutnya, langkah pemerintah menggenjot infrastruktur seperti ini akan meningkatkan daya saing pelaku usaha nasional di tingkat global. "Dari konteks telekomunikasi, memang kita masih peringkat keempat di Asean. Maka kami terus dorong pembangunan infrastruktur teknologi komunikasi," ujarnya.
Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah menyediakan layanan telekomunikasi secara merata. Maka, infrastruktur kedua yang dibangun adalah Base Transceiver Station (BTS) di 855 lokasi di daerah perbatasan Indonesia. Pembangunan ini terdiri dari 443 di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T); 316 di lokasi prioritas perbatasan; dan, 95 non komersil.
"Ini di wilayah yang operator tidak mau masuk (maka pemerintah yang membangun)," kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif. Ketiga, membangun akses internet di 2.757 lokasi. Sebanyak 306 atau 11% di antaranya dibangun di lokasi prioritas di perbatasan dan 2.451 dibangun di daerah tertinggal. Keempat, membangun infrastruktur penyiaran berkolaborasi dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI) di 39 lokasi.
Kelima, membangun satelit multifungsi (High Throughput Satellite/HTS) yang kapasitasnya mencapai 150 Gbps di 149.400 lokasi. "Ini dibangun di lokasi yang secara geografi tidak mungkin dijangkau kabel. Jadi solusi satu-satunya pakai satelit. Saat ini sedang proses lelang," kata Anang.
Keenam, penataan spektrum radio. Hal ini dalam rangka penyediaan serta peningkatan kualitas dan kapasitas layanan mobile broadband khususnya 4G di Indonesia. Pemerintah menambah pita mobile broadband sebesar 246 megahertz (MHz) atau 70% dari target 350 MHz sepanjang 2015-2019. Tambahan ini terdiri dari 165 MHz pada 2015; 26 MHz di 2016; dan, 55 MHz di 2017. Alhasil, cakupan sinyal 4G di Indonesia mencapai 73%. Sementara di kota-kota besar, cakupan 4G mencapai 79%. "Karena semakin semakin longgar spektrum frekuensi dan tidak terlalu rapat, akan menciptakan efisiensi biaya bagi pelaku usaha telekomunikasi," kata Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kominfo Ahmad M Ramli.
Dalam waktu dekat, Kominfo bersama bebarapa operator juga akan melakukan uji coba teknologi Licensed Assist Access (LAA) seamless. "Ini akan mempermudah perpindahan seluler dengan WiFi. Kami coba 200 MHz. Semoga dalam waktu dekat kami rilis," kata dia. edsus telekomunikasi 2022
LIPUTAN KHUSUS | Mendadak Fashion di Jalan Sudirman