Gaya Sri Mulyani Menjelaskan Soal Utang ke Siswa SD

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Penulis: Rizky Alika
22/10/2018, 13.34 WIB

Ada yang berbeda di Sekolah Dasar Negeri Kenari 07, Jakarta, hari ini. Pagi tadi, siswa di sana mendapatkan pengalaman tak biasa. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajar murid kelas IV terkait utang, pajak, hingga penggunaan keuangan negara.

Sri Mulyani menawarkan lima peran kepada para siswa: Menteri Keuangan, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Siapa yang mau menjadi Menteri Keuangan?” tanya Sri Mulyani, Senin (22/10).

Hening sekejap. Tak murid yang mengajukan diri menjadi Menteri Keuangan. Alasannya, mengelola keuangan negara dapat membuat pusing. Siswa SD tersebut memilih menjadi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). (Baca juga: Dua Sukhoi Barter dari Rusia Akan Tiba Saat Ulang Tahun TNI 2019).

Sri Mulyani merespons bahwa pesawat milik TNI AU dibiayai oleh Menteri Keuangan. Kemudian, terpilihlah lima murid untuk menjadi menteri. Sri Mulyani mengajak kelima murid untuk melakukan simulasi sebagai anggota kabinet.

Ia menjelaskan bahwa tugas Menteri Keuangan salah satunya memberikan uang kepada menteri yang lain. Murid yang menjadi menteri lainnya diajak untuk menentukan prioritas dalam memakai uangnya.

Tasya, Sang Menteri Keuangan Cilik, menanyakan alasan pemerintah berutang, padahal negara Indonesia kaya. Dengan pertanyaan itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa uang Indonesia tidak cukup. “Banyak juga negara lain yang berutang. Hampir seluruh negara tidak ada yang tidak berutang,” kata dia.

Selain itu, Tasya juga mengajukan pertanyaan lain masih seputar utang. “Kalau kita negara kaya, kenapa kita tidak kasih utang ke negara lain yang kekurangan uang? Misalnya ke Afrika,” ujar Tasya. (Baca juga: Utang BUMN Mengancam Keuangan Negara)

Sri Mulyani mengatakan ada warga negara Indonesia (WNI) yang memberikan uangnya ke negara lain dalam bentuk pembelian surat utang. “Orang kaya di Indonesia banyak yang memegang surat utang dari negara lain. Jadi negara lain juga perlu utang, ada yang dibeli surat utangnya oleh WNI,” katanya.

Kemudian, mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia ini juga menjelaskan beberapa jajaran yang berada di Kementerian Keuangan, yaitu Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai dan Ditjen Pajak. Lantas, Tasya kembali bertanya soal barang ilegal yang dilarang masuk, namun berhasil lolos ke Indonesia, seperti narkoba.

Dengan tangkap, Sri Mulyani menjawab bahwa Ditjen Pajak tidak bisa membenahi Tanah Air yang luas dengan tangan sendiri. “Oleh karena itu, kami berkoordinasi dengan petugas bandara, TNI, polisi,” katanya. (Baca: Kasus Penyelundupan Sabu ke Aceh, Sri Mulyani: Indonesia Jadi Target).

Acara Kementerian Keuangan Mengajar ini sudah dilakukan sejak 2016 di berbagai daerah. Kegiatan tersebut merupakan sarana untuk sosialisasi, juga memberikan berbagai pengetahuan terkait keuangan negara kepada murid SD.

Sri Mulyani mengagumi para murid lantaran dapat memahami kondisi negara dan dapat mensimulasikan tugas pemerintah dengan baik, meski usia mereka masih dini. “Kalau membuat prioritas, mereka ternyata bisa. Ini menunjukkan tanda-tanda mereka memiliki pola pikir luar biasa,” ujarnya.