Nilai tukar rupiah pada perdagangan pasar spot hari ini, Senin (10/6), dibuka menguat 29 poin ke level Rp 14.240 per dolar AS. Pada transaksi antarbank di Jakarta pun, mata uang Garuda naik 56 poin menjadi Rp 14.213 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya.
Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasysi mengatakan, selama seminggu ini ada sentimen positif yang mendominasi pasar uang, yaitu ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed. Ekspektasi itu diperkuat setelah rilis data ketenagakerjaan non-pertanian atau Non Farm Payroll (NFP) AS pada Jumat lalu ternyata jauh di bawah prediksi pasar.
“Presiden The Fed St. Louis bilang ada kemungkinan pemangkasan,” kata Dini seperti dikutip dari Antara. “Lalu, Powell (Gubernur The Fed Jerome Powell) menanggapinya dengan mengatakan bank sentral akan cenderung berhati-hati kalau mengubah kebijakan.”
Dini mengatakan, setelah pasar tutup karena libur Lebaran, biasanya rupiah cenderung melemah. “Tidak tahunya menguat dan gap-nya jauh. Ternyata sentimen tersebut bisa membuat rupiah menguat,” ujarnya. Selain itu, menurut dia, kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P) sebelum Lebaran kemarin juga semakin menumbuhkan kepercayaan investor.
(Baca: Ekonomi Tumbuh Lebih Cepat, S&P Naikkan Rating Utang Indonesia ke BBB)
Pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat menjadi Rp 14.231 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di 14.385. Menurut data Bloomberg, sampai pukul 12.00 WIB, rupiah masih di kisaran 14.240.
Sementara mata uang negara kawasan Asia Pasifik lainnya cenderung melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang minus 0,29%, dolar Singapura turun 0,22%, peso Filipin turun 0,17%, ringgit Malaysia melemah 0,05%, dan bath Thailand turun 0,28%.
(Baca: Harga Bumbu Makanan dan Angkutan Naik, Inflasi Mei 0,68%)