Rupiah Menguat di Tengah Penantian Pasar Terkait Hasil Pertemuan BI

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019). Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu (18/12) menguat 0,06% ke level Rp 13.988 per dolar AS.
Editor: Ekarina
18/12/2019, 18.04 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu (18/12) menguat 0,06% ke level Rp 13.988 per dolar AS. Rupiah menguat di tengah penantian pasar terkait hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) esok hari.

Selain rupiah, beberapa mata uang Asia juga tercatat menguat sore ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,03%, yuan Tiongkok satu poin, ringgit Malaysia 0,1%, dan baht Thailand 0,11%.

Sementara itu, beberapa mata uang Asia lainnya justru mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong turun 0,02% diikuti dolar Singapura 0,03%, dolar Taiwan 0,16%, won Korea Selatan 0,22%, serta peso Filipina dan rupee India 0,08%.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, mata uang Garuda berada di posisi Rp14.007 per dolar AS. Nilai tersebut menguat 11 poin jika dibandingkan kurs kemarin yang berada di level di Rp 14.018 per dolar AS.

(Baca: Rupiah Dibuka Melemah Terimbas Rilis Data Manufaktur AS)

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan, hari ini banyak pelaku pasar menanti keputusan rapat dewan gubernur (RDG) esok hari. "Konsensus akan tetap flat," ujar Rully kepada Katadata.co.id, Rabu (18/12).

Adapun Rully menilai, rupiah hari ini bergerak stabil terhadap dolar AS. "Meskipun kadang sedikit melemah," ucap dia.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turut menguat. Mata uang Negeri Paman Sam naik 0,04% ke level 97.25.

BI mengadakan RDG untuk memutuskan arah kebijakan moneter ke depan. Bulan kemarin, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (7-DRRR)  di level 5%. Namun, BI kembali menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 0,5% menjadi 5,5% pada bank umum dan 4% pada bank umum syariah.

(Baca: Rupiah Menguat Usai Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga)

GWM adalah dana yang harus dipelihara oleh perbankan pada saldo rekening BI. Dengan diturunkannya rasio GWM, maka dana yang dapat disalurkan perbankan menjadi kredit lebih besar. Harapannya, kredit dapat tumbuh lebih baik dan mendorong perekonomian.

Sepanjang 2019, BI telah menurunkan suku bunga acuan selama empat kali berturut-turut. Pemangkasan mulai terjadi sejak Juli lalu sebesar 0,25% dan terus menurun hingga Oktober. Saat ini suku bunga acuan berada di level 5%.

Reporter: Agatha Olivia Victoria