BI Pantau Aliran Modal Masuk Awal Tahun Rp 10 Triliun, Terbesar ke SBN

Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Perry mengatakan hingga tanggal 9 Januari, aliran modal masuk instrumen portofolio RI capai Rp 10,1 triliun
10/1/2020, 16.01 WIB

Bank Indonesia atau BI mencatat, aliran modal masuk instrumen portofolio RI hingga 9 Januari 2020 mencapai Rp 10,1 triliun.  Jika diperinci, total jumlah aliran modal tersebut terdiri dari Rp 10 triliun yang masuk dalam bentuk Surat Berharga Negara atau SBN dan sisanya masuk ke pasar saham.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan modal yang masuk karena pasar percaya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dia juga mengatakan imbal hasil portofolio Indonesia cukup menarik jika dibandingkan negara lain.

"Sampai 9 Januari menunjukkan inflow investasi portofolio Rp 10,1 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (10/1).

(Baca: Hubungan AS-Iran Memanas, Investor Mulai Meninggalkan Saham)

Perry menjelaskan menariknya imbal hasil Indonesia terlihat dari premi risiko investasi yang semakin rendah. "Credit Default Swap atau CDS kita tetap rendah yakni 60,13 basis poin," ujarnya.

Meski begitu, ia menjelaskan bahwa sempat terjadi sedikit penurunan pada aliran dana ke Sertifikat BI, maupun obligasi korporasi. "Namun kepercayaan investor dalam penanaman modal investasi portofolio masih baik," ucap dia.

Derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia disebut Perry jadi alasan nilai tukar rupiah hingga kini terus menguat. Bahkan, BI mencatat rupiah pada hari ini terus menguat di bawah Rp 13.800 per dolar AS atau sempat menyentuh Rp 13.750 per dolar AS.

Penguatan ini, menurutnya juga mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang semakin membaik. Perbaikan terlihat dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan terjaga, serta cadangan devisa yang semakin membaik.

Selain itu, Perry mengatakan penguatan rupiah ini juga mencerminkan mekanisme pasar yang berlangsung sangat baik. Dia mengatakan pasokan valas melebihi kebutuhan dalam negeri.

Ia juga menyampaikan positifnya gerak rupiah menunjukkan komitmen pasar pada pemerintah dan BI untuk menahan stabilitas rupiah. "Dan ini sudah kami buktikan sejak tahun 2018, saat itu rupiah selalu bergerak stabil," tutupnya.

(Baca: Menakar Angin Segar Sektor-sektor Primadona di Bursa Saham)

Reporter: Agatha Olivia Victoria