Harga Cabai hingga Rokok Naik, Inflasi Januari 0,39%

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi, pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020).
3/2/2020, 12.00 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Januari 0,39% secara bulanan (month to month/mtm). Inflasi utamanya disumbang kenaikan harga beberapa bahan makanan dan rokok.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, inflasi tahun kalender pada Januari (year to date/ytd) 0,39% dan secara tahunan (year on year/yoy) 2,68%. "Penyebab utamanya cabai merah, ikan segar, beras hingga rokok," ujar dia dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (3/2).

Kelompok pengeluaran bahan makanan, minuman dan tembakau merupakan penyumbang utama inflasi Januari, kenaikan harganya 1,62% dengan andil 0,41%. Di kelompok ini, kontribusi terbesar berasal dari cabai merah 0,13%.

Penyumbang inflasi di kelompok bahan makanan lainnya yaitu cabai rawit 0,05%, ikan segar dan minyak goreng masing-masing 0,02%, serta rokok kretek filter. Kenaikan harga rokok putih dan kretek masing-masing menyumbang 0,02%, serta beberapa sayuran 0,01%.

Meski begitu, ada beberapa komoditas pada kelompok tersebut yang harganya turun atau deflasi. Daging ayam ras misalnya, menyumbang 0,03% terhadap deflasi. Lalu, telor ayam ras andilnya 0,01%.

"Jadi itu yang membuat kelompok makanan, minuman, dan tembakau andilnya paling besar, di mana dari total rokok saja andilnya 0,06%," ujar Suhariyanto. (Baca: Cukai Rokok dan Iuran BPJS Naik, Inflasi Januari Diproyeksi Meningkat)

Kelompok pakaian dan alas kaki juga mengalami inflasi 0,12% dengan andil hanya 0,01%. Kelompok perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga inflasi 0,13% dengan andil 0,03%. Penyumbang utamanya yakni tarif kontrak rumah dan upah tukang bukan mandor masing-masing memberi andil 0,01%.

Berikutnya, kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,46% dengan andil 0,03%. Komoditas yang memberi andil paling besar yakni kenaikan harga emas perhiasan yang andilnya 0,02%.

Suhariyanto menjelaskan, kenaikan harga emas terjadi di 58 kota, yang tertinggi di Tanjung Selor hampir 14%. "Ini karena ada kenaikan harga emas di level internasional," kata dia.

Di sisi lain, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,89% dengan andil 0,11%. Penurunan tarif angkutan udara menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan andil 0,07%. (Baca: Harga Cabai, Bawang, Beras Naik, Inflasi Januari Ditaksir BI 0,42%)

Penurunan tarif pesawat itu karena telah selesainya masa liburan. Deflasi terjadi di 58 kota, penurunan tertinggi di Padang Sidempuan, Palangkaraya, dan Kupang masing-masing 16%. Lalu di Bau-Bau turun 14%.

Selain itu, penurunan harga bensin memberi andil 0,06% pada deflasi kelompok ini. "Ada kebijakan penurunan harga pertamax 92 dan pertamax turbo pada 5 Januari lalu," ujarnya.

Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 79 di antaranya mengalami inflasi sementara 11 lainnya deflasi. Inflasi tertinggi di Meulaboh sebesar 1,44% yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas ikan dan rokok kretek filter.

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 1,39%. Ini karena adanya penurunan tarif udara dan berbagai komoditas utama. (Baca: Faisal Basri Nilai Pencabutan Subsidi Elpiji 3 Kg Ironi bagi Rakyat)

Reporter: Agatha Olivia Victoria