Rupiah Dibuka Perkasa usai The Fed Mendadak Pangkas Bunga Acuan

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Seiring rupiah, mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS.
16/3/2020, 08.52 WIB

Nilai tukar rupiah menguat 0,48% ke level Rp 14.705 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini, Senin (16/3). Rupiah menguat usai Bank Sentral AS The Federal Reserve kembali memangkas bunga acuannya.

Mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,66%, dolar Hong Kong 0,14%, dolar Taiwan 0,02%, won Korea Selatan 0,3%, rupee India 0,41%,d an yuan Tiongkok 0,3%.

Sementara, beberapa lainnya masih melemah. Dolar Singapura turun 0,18%, peso Filipina 0,02%, ringgit Malaysia 0,41%, dan baht Thailand 0,69%.

(Baca: The Fed Pangkas Bunga hingga Dekati Nol Tangkal Dampak Pandemi Corona)

Ekonom Permata Bank Josua Pardede menjelaskan, bursa saham AS  pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup menguat signifikan.  Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan darurat nasional virus corona dan berencana memberikan stimulus fiskal maupun moneter sebesar US$ 700 miliar.

 "The Fed mengumumkan pemangkasan bunga sebesar 100 basis poin ke level 0% - 0,25%," kata Josua kepada Katadata.co.id, Senin (16/3).

Bank Sentral AS  juga memulai program pelonggaran kuantitatif yang pernah dilakukan pada krisis keuangan 2008 lalu.

(Baca: IHSG Dalam Tren Turun, Peluang Emas Beli Saham dengan Harga Murah)

Di sisi lain, pemerintah Indonesia telah menyiapkan dana sebesar Rp 22,95 triliun untuk merelaksasi pajak kepada dunia usaha dan karyawan dalam rangka menanggulangi dampak virus corona. 

Dengan berbagai sentimen tersebut, Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.700 hingga Rp 14.950 per dolar AS sepanjang hari ini.

Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah hingga lebih dari 500 poin ke posisi Rp 14.777 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi seiring ketakutan investor terhadap penyebaran virus corona dan dampak ke ekonomi.

 

Catatan redaksi: Terjadi perubahan pada paragraf keempat dan kedelapan akibat kesalahan redaksi. 

Reporter: Agatha Olivia Victoria