IMF Minta Pimpinan G20 Tingkatkan Dana Darurat Corona Dua Kali Lipat
International Monetary Fund (IMF) meminta dukungan para pemimpin G20 dalam menghadapi besarnya tantangan pandemi corona. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, salah satu tindakannya yakni dengan menggandakan kapasitas pembiayaan darurat lembaga bilateral tersebut.
"Kami meminta dukungan para pimpinan G20 untuk menggandakan kapasitas pembiayaan darurat IMF," kata Georgieva seperti dikutip dari siaran resminya, Jumat (27/3).
Selain itu, dia meminta para pemimpin negara G20 bisa meningkatkan likuiditas global. Peningkatan bisa dilakukan dengan menambah alokasi Special Drawing Right (SDR) serta memperluas penggunaan fasilitas swap type.
Adapun SDR adalah aset cadangan mata uang asing pelengkap yang ditetapkan dan dikelola oleh IMF. Georgieva mengatakan bahwa sebelumnya IMF berhasil meningkatkan likuiditas global pada masa penanganan krisis keuangan global 2008-2009.
(Baca: Pandemi Corona, IMF Bakal Cairkan Pinjaman Rp 2 Trilun Bantu Kirgistan)
Hingga saat ini SDR yang telah dialokasikan kepada negara-negara anggota IMF mencapai SDR 204,2 miliar atau setara US$ 281 miliar. Adapun sebesar SDR 182,6 miliar di antaranya dialokasikan ketika menghadapi krisis keuangan global pada 2008-2009.
Tak hanya itu, dia juga minta para pemimpin negara anggota G20 mendukung langkah-langkah kreditor bilateral dalam meringankan beban utang negara-negara termiskin anggota IMF di masa-masa krisis seperti saat ini.
Meski IMF memiliki kapasitas keuangan yang cukup besar, yakni US$ 1 triliun, untuk membantu negara-negara yang terdampak Covid-19, Kristalina berharap para pemimpin G20 tetap bisa mendukung IMF melalui langkah-langkah tersebut.
Hal ini karena saat ini tantangan yang dihadapi sangatlah besar lantaran begitu banyak negara-negara yang membutuhkan bantuan pinjaman darurat dari IMF secara bersamaan.
Sementara itu banyak negara-negara berkembang yang mengalami lonjakan arus modal keluar serta minimnya likuiditas dalam bentuk mata uang asing. "Bahkan banyak negara berpenghasilan rendah yang harus menghadapi krisis ini di bawah tekanan beban utang yang tinggi," ujar Georgieva.
(Baca: G20 Bakal Suntik Stimulus Rp 80.000 Triliun Redam Dampak Corona)
Dia pun menggarisbawahi, para pemimpin negara G20 harus bisa memfokuskan dukungan fiskal yang ditargetkan untuk rumah tangga rentan serta membantu pelaku bisnis besar maupun kecil. Hal ini agar mereka bisa bertahan melewati krisis dan segera kembali bekerja. Jika tidak, akan butuh waktu lebih lama untuk menghadapi dampak dari kebangkrutan pelaku bisnis dan melonjaknya pengangguran.
Menurut Georgieva, dukungan semacam ini akan semakin mempercepat pemulihan krisis. "Serta menempatkan kami dalam kondisi yang lebih baik untuk mengatasi tantangan seperti kredit macet dan arus perdagangan internasional yang terganggu," kata dia.
Dengan berbagai tantangan tersebut, Kristalina berharap para pimpinan G20 bisa bahu-membahu menghadapi situasi ini. Dia pun mengapresiasi langkah-langkah luar biasa yang telah diambil para pemimpin G20 untuk menyelamatkan nyawa warganya dan melindungi ekonomi domestiknya dari dampak pandemi corona.
(Baca: WHO Bakal Minta Dukungan Dana dan APD Atasi Corona di KTT G20 Virtual)