RI Negara Pertama Asia yang Jual Obligasi Global Rp 69 T saat Pandemi

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
7/4/2020, 19.09 WIB

Indonesia menjadi negara pertama yang menerbitkan surat utang global saat pandemi corona. Nilai obligasi yang diterbitkan mencapai US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 69,4 triliun.

Surat utang tersebut dirilis pagi, hari ini (7/4). “Kita menjadi negara pertama di Asia yang meluncurkan sovereign bond sejak pandemi corona terjadi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi video di Jakarta, Selasa (7/4).

Nilai surat utang global berdenominasi dolar AS tersebut juga merupakan yang terbesar sepanjang sejarah pemerintahan Indonesia. (Baca: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Lebih Kompleks dari Krisis 1998 dan 2008)

Penerbitan surat utang itu bertujuan menjaga pembiayaan anggaran. "Sekaligus ini untuk menambah cadangan devisa Bank Indonesia (BI)," kata Sri Mulyani.

Surat utang tersebut terdiri dari tiga seri yakni RI1030, RI1050, dan RI0470. Rinciannya, RI1030 bertenor 10,5 tahun dan akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2030. Nilainya US$ 1,65 miliar, dengan imbal hasil (yield) yang ditawarkan 3,9%.

Lalu, RI1050 memiliki tenor 30,5 tahun dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2050. Nilai surat utang seri ini US$ 1,65 miliar, dengan yield 4,25%.

(Baca: Naik 3 Kali Lipat, Pembiayaan Utang di Perpres APBN Tembus Rp 1.000 T)

Yang menarik, RI0470 merupakan seri baru surat utang global yang diterbitkan pemerintah. Tenornya bahkan yang terpanjang yang pernah dilakukan pemerintah, yakni 50 tahun dan akan jatuh tempo pada 15 April 2070. Nilainya mencapai US$ 1 miliar, dengan yield 4,5%.

Sri Mulyani menjelaskan, empat pertimbangan pemerintah menerbitkan surat utang bertenor 50 tahun. Pertama, memanfaatkan preferensi investor global pada tenor yang sangat panjang.

Kedua, menyeimbangkan rata-rata profil jatuh tempo surat utang negara. Mengingat permintaan pasar domestik cenderung pada tenor pendek.

Ketiga, menciptakan acuan tenor baru bagi Indonesia. Terakhir, memanfaatkan kurva tenor jangka panjang yang cenderung datar.

Surat utang global tersebut akan disettlement pada 15 April 2020 dan penerbitannya secara elektronik. Begitu juga road show untuk bertemu para calon investor dilakukan secara online.

(Baca: Sri Mulyani Andalkan Pandemic Bond untuk Cegah UMKM PHK Karyawan)

Reporter: Agatha Olivia Victoria