Terpukul Corona, Penjualan Retail Maret Diprediksi Turun Makin Dalam

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Seorang karyawan duduk di depan dagangannya di kompleks Blok M Mall, Jakarta, Selasa (24/3/2020). Pandemi corona di Indonesia telah memukul sektor retail.
Editor: Ekarina
8/4/2020, 21.12 WIB

Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia memperkirakan penjualan retail pada Maret 2020 akan terkontraksi lebih dalam. Hal tersebut terjadi seiring dampak pandemi virus corona serta menurunnya daya beli masyarakat.

Penurunan itu tergambar dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2020 yang diperkirakan sebesar 217,8, turun 5,4% secara tahunan. Angka penurunan tersebut juga tercatat lebih tajam  dibandingkan penurunan pada Februari 2020 sebesar 0,8%.

BI menyatakan, kontraksi penjualan terjadi pada seluruh kelompok komoditas. Namun,  penurunan paling dalam terjadi pada sub kelompok Sandang sebesar 45,9%. Angka penurunan tersebut  lebih dalam dibandingkan penurunan pada Februari lalu sebesar 40,4%.

(Baca: Imbas Corona, Ramayana Tutup Gerai, PHK & Rumahkan Pekerja di Dua Kota)

"Responden menyampaikan, penurunan penjualan antara lain disebabkan karena terjadi penuruna  permintaan di tengah kurang lancarnya pasokan serta  dampak penyebaran wabah Covid-19," tulis BI dalam surveinya, Jakarta, Rabu (8/4).

Kelompok komoditas selanjutnya yang mengalami penurunan terdalam adalah Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Masing-masing diperkirakan  mengalami kontraksi sebesar 10,5% dan 8,1%. Nilai ini juga lebih dalam dari penurunan kedua komoditas sebesar 4% dan 4,6% pada bulan sebelumnya.

Bi mencatat, penurunan kinerja penjualan  eceran sudah terlihat sejak Februari. Ini tercermin dari IPR yang tercatat sebesar 216,4 pada bulan lalu, atau kontraksi 0,8%, lebih tinggi dibandingkan penurunan pada Januari 2020 yang baru sekitar 0,3% .

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi penjualan sub kelompok komoditas Sandang serta kelompok Barang Budaya  dan Rekreasi masing-masing  menurun sebesar 40,4% dan 16,8%.

Akibat penurunan beberapa bulan lalu, penjualan retail pada triwulan I 2020 diperkirakan terkontraksi dibanding  triwulan sebelumnya. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata IPR triwulan I 2020 akan  berada pada level negatif 2,2%. Penurunan terutama terjadi untuk penjualan  sub kelompok komoditas sandang.

(Baca: Penjualan Mobil Tahun Ini Diramal Turun di Bawah 1 Juta Unit)

Meski begitu, responden memperkirakan penjualan eceran pada  Mei 2020  akan meningkat. Sementara pada 6 bulan mendatang atau Agustus 2020 diperkirakan  menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) 3 bulan sebesar 145,7, lebih tinggi dibandingkan 141,3 pada bulan sebelumnya. Ini didorong perkiraan peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri.

Di sisi lain, penjualan eceran pada 6 bulan mendatang diperkirakan menurun seiring berlalunya momen keagamaan baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Indikasi ini tampak dari menurunnya lEP 6 bulan dari 142,5 pada Juli 2020 menjadi 141,2 pada Agustus 2020.

Survei turut menyebut tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang akan meningkat. Hal ini sejalan dengan perkiraan akan terjadinya peningkatan permintaan saat Ramadhan dan Idul Fitri yang jatuh sepanjang Mei. Namun, inflasi pada 6 bulan yang akan datang di tingkat pedagang ritel diindikasikan menurun.

Reporter: Agatha Olivia Victoria