BNI Syariah Dorong Inklusi Keuangan Syariah Lewat Transformasi Digital

Katadata
Logo BNI Syariah di Banking Hall BNI Pusat, Jakarta, Rabu (11/3).
Penulis: Agung Jatmiko
30/4/2019, 22.43 WIB

BNI Syariah tengah berusaha meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui industri sarat teknologi atau yang acap kali disebut industri 4.0.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto dalam Seminar Nasional Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Selasa (30/4).

Mengutip keterangan resmi perusahaan, dalam seminar nasional dengan tema “Islamic Fintech: Menakar Peluang dan Ancaman Keuangan dan Pemasaran Digital pada industri 4.0” yang diinisiasi oleh IAIN Madura dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Wahyu menyorot mengenai literasi keuangan syariah yang masih rendah dibanding literasi keuangan konvensional.

Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2017, literasi keuangan syariah hanya mencapai 8%, lebih rendah dibanding bank konvensional yang mencapai 30%. Pun demikian dengan inklusi keuangan syariah yang hanya 11%, padahal bank konvensional bisa mencapai 68%.

Literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia ini dipandang Wahyu seakan menjadi paradoks. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Nah, untuk meningkatkan inklusi dan literasi perbankan syariah ini, teknologi digital ia pandang sangat berperan penting.

(Baca: Pendapatan Naik, Laba Bersih BNI Syariah Melejit di Triwulan Satu 2019)

"Pada tahun ini BNI Syariah sedang gencar melakukan transformasi digital. Transformasi digital ini dilakukan dengan penerapan metodologi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan nasabah (metodology human center design)," ungkap Wahyu, dalam keterangan resmi

Transformasi yang dilakukan BNI syariah ini dilakukan dengan pengembangan aplikasi digital yang bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah dalam beribadah dan bertransaksi setiap hari.

Wahyu menjelaskan, dalam pengembangan digital, BNI Syariah melakukan beberapa langkah strategis diantaranya pengembangan digitalisasi layanan perbankan, kolaborasi atau bekerjasama dengan perusahaan startup berbasis teknologi.

Wujud dari transformasi digital tersebut adalah platform dan aplikasi payment untuk donasi ZIS dan wakaf yang menyatukan lembaga-lembaga LAZ dan nazhir melalui website www.wakafhasanah.bnisyariah.co.id dan aplikasi android.

Terkait kolaborasi teknologi, saat ini BNI Syariah telah bekerja sama dengan 50 perusahaan teknologi meliputi e-commerce, fintech, serta perusahaan startup berbasis teknologi. Kerjasama dengan 50 perusahaan teknologi ini utamanya terkait dengan penggunaan platform, maupun pemanfaatan produk bank.

Dengan kerjasama ini diharapkan ada beberapa keuntungan yang didapatkan BNI Syariah, yaitu peningkatan fee based income maupun pengendapan DPK. Pada 2019, BNI Syariah menargetkan 100 perusahaan teknologi yang akan bekerjasama, termasuk perusahaan fintech.

BNI Syariah juga tengah merancang skema investasi untuk turut berpartisipasi dalam mendukung pembangunan perekonomian syariah melalui startup di Indonesia.

Sebagai gambaran, anggaran belanja modal (capital expenditure) tahun 2019 untuk proses otomasi di BNI Syariah sebesar Rp 135 miliar dimana 50% digunakan untuk pengembangan digital. Anggaran ini naik dua kali lipat dibanding 2018 sebesar Rp 66 miliar.

(Baca: BNI Syariah Siapkan Rp 20 Miliar untuk Ekonomi Kreatif Halal)