IHSG Rawan Terkoreksi, Analis Rekomendasikan Saham BMRI, PANI hingga ADRO

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz
Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). Pada penutupan perdagangan sebelum memasuki libur Idul Fitri 1446 H, IHSG ditutup di zona hijau naik sebesar 38,26 poin ke level 6.510,62 atau naik 0,59 persen.
5/8/2025, 07.01 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diproyeksikan rawan terkoreksi pada perdagangan saham hari ini, Selasa (5/8). Sebelumnya IHSG ditutup turun ke level 7.464 atau 0,97% pada Senin (4/8) kemarin.

Menurut analis MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG masih didominasi dengan tekanan aksi jual meskipun mengecil. MNC Sekuritas memperkirakan, posisi IHSG saat ini masih rawan terkoreksi dengan rentang area 7.529-7.415 sekaligus menguji area support. Adapun level support IHSG berada di 7.240 dan 7.415.

“Sementara resistance terdekat berada di 7.675 dan 7.758,” tulis Herditya dalam risetnya, Selasa (5/8). 

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena daya belinya naik.  

Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.

MNC Sekuritas merekomendasikan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Pada perdagangan Senin (4/8), menurut analisis Phintraco Sekuritas, sektor basic material mencatat koreksi terdalam, sementara sektor kesehatan membukukan penguatan terbesar.

 Tekanan terhadap indeks dipicu oleh aksi ambil untung setelah naiknya saham di akhir pekan lalu. Di sisi lain, sentimen global juga ikut menekan pasar, terutama kekhawatiran atas kenaikan tarif perdagangan dan pelemahan data tenaga kerja AS.

 Faktor lain yang turut membebani pergerakan pasar adalah laporan keuangan beberapa emiten domestik yang menunjukkan penurunan kinerja pada periode terakhir.

“Dari domestik, pasar juga menantikan sejumlah indikator ekonomi yang akan dirilis pekan ini, yaitu pertumbuhan PDB 2Q25 (5/8), cadangan devisa Juli 2025 (7/8), serta consumer confidence, retail sales, car sales dan motorbike sales (8/8),” tulis  tim analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Selasa (5/8).

 Secara teknikal, pergerakan indeks mulai menunjukkan sinyal pelemahan. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) mengarah pada potensi death cross, didukung oleh histogram positif yang kian melemah. MACD adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah tren harga saham.

 Sementara itu, indikator Stochastic Relative Strength Index (RSI) bergerak mendekati area oversold, mengindikasikan tekanan jual masih berlanjut dalam jangka pendek.

 “Sehingga IHSG diperkirakan terkonsolidasi di kisaran level psikologis 7.500,” ucapnya. 

Phintraco Sekuritas merekomendasikan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila