IHSG Rawan Terkoreksi, Analis Rekomendasikan Saham ADRO, PGEO, hingga AADI

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz
Pengunjung berjalan didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 09.00.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), setelah penurunan IHSG yang melebihi 8 persen.
23/7/2025, 06.15 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG rawan terkoreksi pada perdagangan saham hari ini, Rabu (23/7). Sebelumnya, IHSG ditutup di zona merah dengan turun ke 7.344 atau 0,72% pada Selasa (22/7).

Analis MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana, menilai pergerakan IHSG saat ini sudah muncul tekanan jual.  Kenaikan IHSG relatif terbatas menguji area 7,466, namun waspadai akan adanya potensi koreksi ke rentang area 7.220-7.311. Adapun level support IHSG berada di 7.304 dan 7.202. 

“Sementara resistance terdekat berada di 7.506 dan 7.595,” tulis Herditya dalam risetnya, Rabu (23/7). 

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena daya beli saham naik.  

Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.

MNC Sekuritas merekomendasikan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Di samping itu, analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menjelaskan IHSG ditutup turun ke level 7.344,74 setelah mencatatkan reli dalam beberapa hari terakhir. Pelemahan ini dipicu oleh aksi ambil untung investor, terutama pada saham-saham konglomerasi serta emiten yang sebelumnya menguat berkat sentimen kinerja positif atau berita individual.

“Selain itu, koreksinya harga emas juga mendorong pelemahan pada saham-saham komoditas terkait,” kata Ratna dalam risetnya. 

Pada perdagangan kemarin, volume dan nilai transaksi naik di atas rata-rata harian. Dari 11 sektor, sebanyak 10 sektor mengalami koreksi. Saham sektor infrastruktur menjadi satu-satunya sektor yang ditutup menguat. 

 Secara teknikal, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG berpeluang melanjutkan koreksi menguji level psikologis 7.300. Jika breaklow dari level tersebut, IHSG diperkirakan berpotensi menutup gap di 7.291.

Investor akan mencermati laporan kinerja keuangan kuartal kedua 2025 beberapa emiten yang mulai dirilis. Selain itu, investor menantikan pertemuan The Fed pada pekan depan serta perkembangan negosiasi dagang antara AS dan para mitra dagangnya, menjelang batas waktu pelaksanaan tarif pada 1 Agustus 2025. Ratna mengatakan apabila banyak negara lain yang ditetapkan tarifnya sama atau lebih kecil dari Indonesia, diperkirakan berpeluang akan menurunkan daya saing ekspor Indonesia ke AS. 

 Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila