Kekayaan Prajogo Pangestu Bertambah Rp 76 Triliun dalam Sehari, Kok Bisa?
Kekayaan orang terkaya di Indonesia Prajogo Pangestu berdasarkan data Forbes per 14 Juli 2025 mencapai US$ 32,5 miliar atau Rp 528 triliun. Nilai kekayaannya Prajogo tercatat bertambah US$ 4,7 miliar atau sekitar Rp 76 triliun hanya dalam satu hari, tertinggi di antara orang terkaya di dunia lainnya.
Mengutip data Forbes, Prajogo kini menempati posisi ke-59 orang terkaya di dunia. Ia berselisih 9 peringkat dengan Pemilik SoftBank Mayoshi Son yang merupakan orang terkaya ke-2 di Jepang dengan kekayaan US$ 36,5 miliar.
Nilai kekayaan bersih atau net worth Prajogo Pangestu dihitung pada pukul 5 sore waktu New York (EST) hari perdagangan sebelumnya atau pukul 04.00 WIB, yang kemungkinan merujuk data perdagangan akhir pekan lalu.
Lonjakan pada kekayaan Prajogo terutama terjadi di tengah melonjaknya harga saham perusahaan-perusahaan miliknya yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Salah satu perusahaan Prajogo yang menjadi pendatang baru di BEI, PT Chandra Daya Investasi Tbk mencatatkan kenaikan harga sahamnya hingga 110% dalam tiga hari perdagangan pekan lalu.
Kapitalisasi pasar CDIA yang hanya mencapai Rp 23,7 triliun saat IPO melesat menjadi Rp 49,93 triliun. Adapun pada perdagangan hari ini, harga saham CDIA naik 25% dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 62,4 triliun.
Saham-saham Prajogo lainnya pada pekan lalu pun ikut terkerek euforia IPO CDIA. Harga saham PT Petrosea Tbk (PTRO) naik 22,7% ke level Rp 3.190, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 21,5% menjadi Rp 14.400, dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) naik 7 menjadi Rp 6.100.
Harga saham ketiganya pun semakin melesat hari ini berkat pengumuman Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang mencabut perlakuan khusus kepada ketiga emiten ini. Harga saham PTRO melesat 24,76% menjadi Rp 3.980, BREN melonjak 19,67% menjadi Rp 7.300, dan CUAN naik 17,19% ke level Rp 16.875.
Kapitalisasi pasar ketiga BREN kini mencapai Rp 976 triliun, CUAN mencapai Rp 189,7 triliun, dan PTRO Rp 40,1 triliun.
Gurita Bisnis Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu adalah putera pedagang karet yang memulai bisnis di industri kayu pada akhir tahun 1970-an. Perusahaannya, Barito Pacific Timber, melantai di bursa pada 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, Chandra Asri merger dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi salah satu produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Pada tahun yang sama, Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri.
Prajogo membawa perusahaan pertambangan batu bara miliknya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) ke publik pada 2023. Ia juga mendaftarkan perusahaannya di sektor energi terbarukan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga pada tahun yang sama menjelang tutup tahun.
Pada pekan lalu, ia pun kembali melepas emitennya, yang merupakan anak usaha PT Chandra Asri Tbk, CDIA melantai di BEI. IPO CDIA cukup menghebohkan lantaran mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga lebih dari 500 kali dengan nilai permintaan mencapai lebih dari Rp 30 triliun.
Harga saham CDIA pun telah naik 163% sejak IPO hingga penutupan hari ini