Meski Modal Asing Lari Rp 552 M, IHSG Naik 3,44% Memimpin Bursa Asia

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
IHSG menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (17/4) melesat 3,44%, meskipun dana asing masih mengalir deras keluar hingga Rp 552 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
17/4/2020, 16.57 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (17/4), meroket hingga 3,44% ke level 4.634,82. Padahal sepanjang hari ini modal asing yang kabur dari pasar saham mencapai setengah triliun lebih, tepatnya Rp 552,37 miliar.

Adapun kenaikan indeks dipengaruhi oleh sentimen domestik maupun eksternal. "Sentimen dari domestik masih berkaitan dengan stabilitas fundamental makroekonomi nasional yang inklusif dan berkesinambungan," kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Katadata.co.id, sore ini.

Sementara, lanjut dia, faktor eksternal berkaitan dengan penguatan market karena mengapresiasi rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) terkait jumlah pengangguran yang turun hingga 20,71% secara bulanan di tengah pandemi global corona.

Sementara itu Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai salah satu sentimen yang menyokong penguatan bursa saham global, khususnya AS, yaitu wacana pelonggaran karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara bagian.

(Baca: IHSG Diramal Kembali Turun, Tertekan Aksi Jual Asing)

Presiden AS Donald Trump semalam mengeluarkan pedoman terbaru dengan cakupan yang lebih luas untuk mulai melonggarkan kebijakan lockdown. Pasalnya Trump ingin perekonomian AS bisa berjalan kembali seperti sebelumnya.

Dengan pelonggaran itu, negara bagian yang sebelumnya memberlakukan kondisi darurat untuk memperlambat penyebaran virus corona, secara hukum tidak harus mengikuti instruksi Gedung Putih. Namun dengan adanya pedoman baru tersebut, setidaknya dapat menjadi panduan bagi para Gubernur untuk melakukan pelonggaran.

Namun, Nico menilai bahwa sentimen seperti ini hanya memberikan angin sementara, tidak selamanya. "Sentimen ini hanya bersifat sementara, karena yang paling pahit saja masih akan terus bergilir untuk datang," kata Nico.

IHSG pun memimpin kenaikan bursa saham Asia yang kompak menghijau. Indeks Nikkei di bursa Jepang naik 3,15%, diikuti SET Thailand 3,16%, Kospi Korea Selatan 3,09%, Hang Seng di Hong Kong 1,56%, KLSE Malaysia 1,5%, Shanghai Composite Tiongkok 0,66% dan Straits Times Singapura 0,06%.

(Baca: AS Ingin Buka Lockdown agar Ekonomi Jalan, IHSG dan Bursa Asia Meroket)

Kenaikan tersebut sejalan dengan bursa berjangka Amerika Serikat (AS) Dow Jones Index Future yang sejauh ini sudah naik 2,86%. Sementara, bursa Eropa dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan ini, seperti FTSE 100 Index di Inggris yang naik 2,39% dan bursa di Jerman Xetra Dax yang juga meroket 3,11%.

Data Perdagangan Hari ini

Pada perdagangan hari ini, total saham yang diperdagangkan mencapai 8,71 miliar unit saham dengan nilai transaksi total mencapai Rp 7,38 triliun. Tercatat ada 262 saham yang naik dengan 132 saham turun, sementara 131 saham stagnan.

Meski begitu, investor asing masih terus keluar dari pasar saham dalam negeri. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 543,74 miliar di pasar reguler. Saham yang dilepas asing paling besar adalah PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai bersih Rp 105,2 miliar, meskipun harganya naik 4,97% menjadi Rp 3.800 per saham.

(Baca: Investor Ambil Untung, Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 939 Ribu/Gram)

Adapun, pada perdagangan hari ini, sektor yang mendorong laju indeks yaitu sektor infrastruktur yang naik hingga 6,04%. Kinerja sektor ini ditopang saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 7,67% menjadi Rp 3.230 per saham, serta PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang naik 8,64% menjadi Rp 880 per saham.

Selain itu, sektor finansial juga naik hingga 3,83%. Saham penopangnya yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melesat 8,43% menjadi Rp 2.830 per saham, serta saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 3,53% menjadi Rp 27.125 per saham.

Reporter: Ihya Ulum Aldin