Tingkatkan Kemampuan Mesin Pencarian, Google Adopsi Teknologi Baru

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ilustrasi, seorang pria membuka laman Google dari gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Google adopsi teknologi baru untuk meningkatkan kemampuan mesin pencarian alias Google Search.
29/10/2019, 20.23 WIB

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google meningkatkan kemampuan mesin pencarian atau Google Search dengan mengadopsi teknologi baru bernama Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT). Dengan model ini, pengguna bisa mencari informasi dengan beragam bahasa, tetapi maknanya sama.

Google menilai, inti dari mesin pencarian adalah memahami bahasa. Karena tim risetnya mengembangkan mesin pembelajaran (machine learning) selama lima tahun terakhir, untuk meningkatkan pemahaman bahasa.

Tahun lalu, Google memperkenalkan teknik sumber terbuka (open source) berbasis jaringan neural untuk pemrosesan bahasa secara alami alias natural language processing (NLP). Model ini disebut BERT. “Sekarang (Google Search) jadi lebih mengerti kalimat," kata Public Liaison for Search Google Danny Sullivan di Jakarta, Selasa (29/10).

(Baca: Google Hapus 7 Aplikasi Berbahaya dari Play Store)

Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk melatih Google Search dalam memahami bahasa. Kalimat yang diketik di mesin pencari tersebut akan diartikan dalam banyak bahasa. Dengan begitu,  orang yang mencari informasi bakal mendapat lebih banyak referensi.

Mengutip dari TechCrunch, Google mengatakan bahwa teknologi tersebut dapat memengaruhi 10% pencarian. Danny memang tidak menjelaskan mengenai pengaruh tersebut.

Namun, saat ini model BERT hanya bisa diakses untuk pencarian dalam bahasa Inggris. Danny mengatakan, layanan ini bakal dikembangkan dalam 25 bahasa termasuk Indonesia. "Ini merupakan teknik terbaru dalam menyajikan informasi,” katanya.

(Baca: Google Kembangkan Artificial Inteligence untuk Penyandang Disabilitas)

Danny menambahkan, pengguna Google Search di seluruh dunia terus bertambah. Setidaknya ada miliaran orang yang menggunakan layanan ini setiap harinya. "Sebanyak 15% penambahan pencarian baru,” kata dia.

Google juga menemukan lebih dari 40% dokumen di seluruh situs merupakan spam. Selain itu, ada 50 miliar tayangan yang diperoleh dari situs spam setiap tahun. "Google telah mematikan sistem spam sebanyak 10 juta URL secara manual ditinjau dan ditindaklanjuti setiap tahun serta ratusan ribu setiap minggunya," kata dia.

Adapun Google juga meluncurkan beberapa fitur yang memudahkan dan mempercepat pengguna mencari informasi di Google Search. Fitur itu di antaranya panel info untuk menemukan tokoh atau topik tertentu, rich list terkait daftar pencarian teratas, dan pelengkap otomatis.

(Baca: Google Selidiki Kasus Kebocoran Data Suara di Layanannya)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto