Utang Paylater Warga Indonesia Terus Melonjak Sejak Lebaran, Hampir Rp32 Triliun

Utang paylater masyarakat Indonesia mencapai Rp 31,55 triliun pada Juni. Nilainya terus melonjak sejak Lebaran yang jatuh pada 31 Maret.

Merujuk pada data OJK, utang paylater masyarakat Indonesia pada April Rp 29,59 triliun, yang terdiri dari perbankan Rp 21,35 triliun dan perusahaan pembiayaan Rp 8,24 triliun.

Utang paylater pada Mei Rp 30,47 triliun, yang terdiri dari perbankan Rp 21,89 triliun dan perusahaan pembiayaan Rp 8,85 triliun.

Penyaluran kredit paylater lewat perusahaan pembiayaan terus meningkat sejak awal tahun. Berbeda dengan perbankan yang sempat turun dari Ramadan ke periode Lebaran. Rinciannya sebagai berikut:

Data diolah Katadata.co.id

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Agusman menyampaikan penyaluran paylater oleh perusahaan pembiayaan naik 56,66% secara tahunan alias year-on-year (yoy) menjadi Rp 8,56 triliun per Juni.

Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Financing (NPF) gross paylater dari perusahaan pembiayaan 3,25%. Agusman menilai hal ini perlu diantisipasi.

“Sebagai respons terhadap pertumbuhan tersebut dan demi meningkatkan perlindungan konsumen, OJK tengah menyiapkan sejumlah ketentuan pengaturan tambahan,” ujar dia dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner alias RDK OJK secara daring, Senin (4/8).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebutkan baki debet kredit paylater yang disalurkan oleh bank mencapai Rp 22,99 triliun pada Juni atau tumbuh 29,75% yoy, melebihi pertumbuhan kredit bank keseluruhan 7,77% yoy.

“Porsi paylater terhadap total kredit bank 0,28%. Pertumbuhannya tinggi secara tahunan,” kata Dian. Dalam laporan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), jumlah rekening paylater perbankan mencapai 26,96 juta pada Juni.