Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Apple dan Google telah meluncurkan Apple Card dan Google Pay. Kini, giliran WhatsApp yang merilis layanan pembayaran berupa pinjaman di India.

Sebenarnya, WhatsApp sudah menguji coba layanan pembayaran lewat ponsel di India sejak dua tahun lalu. Kini, anak usaha Facebook itu mulai menyediakan produk kredit di tengah pandemi corona.

Pengembang aplikasi media sosial itu sudah menyampaikan rencananya menyediakan kredit, kepada regulator setempat awal April. “Pinjaman merupakan objek utama yang harus dikejar oleh perusahaan di negara ini (India),” demikian dikutip dari arsip yang disampaikan WhatsApp, dilaporkan TechCrunch, kemarin (29/4).

Pada akhir tahun lalu, Kepala WhatsApp di India Abhijit Bose mengatakan bahwa pasar pembayaran mobile di negaranya telah menarik lusinan perusahaan lokal dan internasional dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan ingin menawarkan layanan lebih dari sekadar berkirim uang.

(Baca: Facebook Dekati Lagi GoPay dan OVO untuk Hadirkan WhatsApp Pay di RI)

Tahun lalu, sumber Reuters mengatakan, layanan bernama WhatsApp Payments akan hadir di Indonesia. Solusi ini berfungsi sebagai platform yang mendukung pembayaran melalui dompet digital.

“Model di Indonesia akan menjadi tempat bagi WhatsApp untuk diadopsi di negara berkembang lainnya,” demikian dikutip dari Reuters, pada Agustus tahun lalu.

Bulan ini, Facebook dikabarkan kembali mendekati startup teknologi finansial (fintech) seperti GoPay dan OVO untuk menghadirkan WhatsApp Pay di Tanah Air. Namun, perusahaan teknologi ini harus mengajukan izin ke Bank Indonesia (BI) terlebih dulu.

WhatsApp Payments tersebut akan berfungsi sebagai platform yang mendukung pembayaran melalui dompet digital. "Kami sedang melakukan pembicaraan dengan mitra di Indonesia, namun diskusi sedang berlangsung," kata juru bicara Facebook yang berbasis di Jakarta, dikutip dari The Straits Times, beberapa waktu lalu (15/4).

(Baca: WhatsApp Dikabarkan Akan Sediakan Layanan Pembayaran di Indonesia)

Selain Facebook dan WhatsApp, perusahaan teknologi lainnya mulai masuk ke sektor keuangan untuk memperoleh sumber pendapatan baru di tengah pandemi virus corona. Apple misalnya, selama ini terbantu oleh penjualan iPhone. Namun, pengiriman ponsel pintar (smartphone) melambat karena persaingan dan Covid-19.

Karena itu, mereka mulai merambah pasar keuangan. Apple misalnya, mengumumkan empat layanan anyar pada Maret tahun lalu yakni televisi (TV), berita berlangganan, kartu kredit, dan paket gim (bundling game).

Tahun ini, giliran Google yang mengembangkan kartu debit pintar (smart debit card) yang bakal menjadi pesaing Apple Card. Google bekerja sama dengan beberapa bank seperti CITI dan Stanford Federal Credit Union.

(Baca: Facebook, Google dan Apple Incar Bisnis Baru di Sektor Keuangan)

Berdasarkan laporan TechCrunch, kartu debit Google akan bisa digunakan untuk membeli dan mencatat pembelian. Kartu ini juga akan terintegrasi dengan sistem Google Pay.

Amazon juga meluncurkan Amazon Pay Later di India. Pelanggan dapat menggunakan layanan kredit untuk menyelesaikan pembayaran tagihan di Amazon.

CEO Amazon Pay India Mahendra Nerurkar, Amazon Pay Later merupakan layanan unik yang akan membantu pelanggan memperluas akses keuangan ke kredit. “Di masa sekarang, Amazon Pay memberdayakan pelanggan untuk mengelola pengeluaran bulanan dengan lebih baik,” katanya dikutip dari TechCrunch, kemarin (29/4).

(Baca: Pegawai Ancam Demo Pekan Depan, Amazon Kembangkan Alat Uji Covid-19)