Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran GoPay dan LinkAja berencana mengurangi strategi ‘bakar uang’ tahun depan. Dompet digital lainnya yakni OVO dan DANA bakal melakukan hal serupa.
Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Kilian Suwigno menjelaskan, strategi 'bakar uang' bertujuan untuk meningkatkan pengunaan (usecase). Perusahaan pelat merah ini berfokus pada solusi atas persoalan masyarakat. Caranya dengan menyediakan beragam layanan.
Dengan begitu, LinkAja tidak gencar menyediakan promosi. “Kalau platform kami menjadi solusi bukan opsi, tidak perlu ‘bakar uang’,” kata Edward di Jakarta, hari ini (17/12).
Untuk menjadi solusi, perusahaan dengan nama PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) itu fokus berkolaborasi. Pada sektor transportasi misalnya, LinkAja menjadi pembayaran untuk taksi Blue Bird, Trans Semarang, Moda Raya Terpadu (MRT) hingga Gojek dan Grab.
“Kami across usecase, platform-nya bukan dibangun sendiri. Ini keuntungan sebenarnya, karena kami tidak perlu ‘bakar uang’ besar-besaran,” kata Edward.
(Baca: DANA dan OVO Bakal Kurangi Strategi ‘Bakar Uang’ Tahun Depan)
Meski begitu, perusahaannya akan tetap memberikan promosi seperti diskon atau uang kembali (cashback). Sebab, skema ‘bakar uang’ ini merupakan bagian dari edukasi pasar supaya konsumen mau beralih dari tunai menjadi non-tunai.
Saat ini, LinkAja menyediakan 200 paket layanan telekomunikasi dan 400 pembayaran tagihan di aplikasi. Lalu, tersedia 3 ribu layanan donasi, 250 ribu pembayaran di merchant lokal, 380 e-commerce, 2.500 Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) hingga beragam transportasi.
Dengan cara tersebut, perusahaan tidak gencar ‘bakar uang’. "Salah satu yang ingin kami tawarkan, beragam pembayaran lewat satu solusi platform,” kata dia.
Hingga akhir November lalu, LinkAja telah menggaet lebih dari 40 juga pengguna di Indonesia. Nilai transaksinya (Gross Transaction Value/GTV ) naik sekitar 4,8 kali. Sedangkan volume GTV meningkat 4,7 kali sejak Februari lalu.
(Baca: Fokus pada Tiga Layanan, OVO Kurangi ‘Bakar Uang’ Tahun Depan)
Pada kesempatan berbeda, Head of Corporate Comunication GoPay Winny Triswandhani menyampaikan hal serupa. “Pasti mengurangi (bakar uang). Sekarang, di mal-mal pun cashback GoPay kecil. Ketika sudah terbiasa, yang dicari bukan cashback lagi,” kata dia.
Winny menjelaskan, promosi hanya untuk menarget segmen tertentu saja. Promosi, kata dia, bertujuan untuk mendorong konsumen beralih dari tunai ke non-tunai.
“Terlepas dari cashback-nya, yang penting fitur-fitur baru dan inovasi yang memudahkan. Yang paling membantu seluruh lapisan masyarakat Indonesia,’ kata Winny.
Fintech pembayaran OVO dan DANA juga berencana mengurangi strategi ‘bakar uang’. Dengan begitu, promosi seperti diskon hingga cashback di kedua startup ini bakal berkurang pada 2020.
(Baca: Lippo Jual Dua Pertiga Saham, OVO Cari Tambahan Modal Tahun Depan)
Chief Financial Officer (CFO) DANA J Yattha Saputra menyampaikan, perusahaan mengkaji promosi dengan cara lain yakni poin. Karena itu, perusahaannya mulai mengurangi strategi ‘bakar uang’.
OVO juga berencana mengurangi strategi ‘bakar uang’ pada tahun depan. Hal itu disampaiken CEO OVO Jason Thompson saat wawancara khusus dengan jurnalis Kr-Asia, Khamila Mulia di sela-sela acara Wild Digital Conference 2019.
Jason mengatakan, promosi seperti cashback hanya berlaku untuk periode tertentu. “Tetapi tidak berkelanjutan,” kata dia dikutip dari Kr-Asia beberapa waktu lalu (3/12).
(Baca: Tak Kuat ‘Bakar Uang’, Bos Lippo Akui Jual Dua Pertiga Saham OVO)