Penjual di Blibli, Tokopedia dan Lazada Meningkat Efek Pandemi Corona

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
29/4/2020, 14.37 WIB

Pandemi corona mendorong sebagian masyarakat untuk berbelanja online guna mengantisipasi penularan Covid-19. Startup e-commerce Blibli, Tokopedia, dan Lazada pun mencatatkan peningkatan jumlah penjual, terutama untuk kategori kesehatan.

Executive Vice President of Consumer Goods Category Blibli Fransisca K Nugraha mengatakan, jumlah penjual melonjak 90% pada April imbas pandemi virus corona. "Penjual cari saluran lain karena mal tutup. E-commerce jadi alternatif utama," kata dia saat video conference, kemarin (28/4).

Seiring dengan bertambahnya jumlah pedagang, perusahaan pun menyediakan pengembangan. Untuk penjual mikro, Blibli membuat layanan Blibli Mitra. Dengan begitu, mitra warung dapat menawarkan produk digital berupa pulsa, token listrik, pembayaran tagihan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

(Baca: Shopee dan Blibli Optimistis Transaksi Naik 4 Kali Lipat Saat Ramadan)

Perusahaan juga membuka akses pasar bagi creativepreneur fashion melalui kolaborasi khusus dengan 20 pemegang merek (brand) lokal. "Kami dukung ekstra creativepreneur di Indonesia," ujar dia.

Blibli memberikan fasilitas Fufillment By Blibli (FBB) dengan biaya operasional logistik mulai dari warehousing hingga pengiriman akan dikurangi. (Baca: Saingi Gojek & Grab, Pesan Makanan Kini Bisa Lewat Shopee & Tokopedia)

Executive Vice President of Digital Products & Automotive Category Blibli Lay Ridwan Gautama menambahkan, pada ramadan tahun lalu, produk yang paling banyak dibeli yakni biskuit, makanan ringan, susu formula, minyak goreng, dan bumbu dapur. Tahun ini dengan adanya pandemi corona, produk kesehatan diprediksi akan banyak dicari saat bulan puasa.

Chief of Customer Experience Lazada Indonesia Ferry Kusnowo juga menyampaikan bahwa jumlah penjual di platform-nya meningkat. “Kenaikan tidak hanya pada transaksi, tetapi juga jumlah pembuatan akun baru di platform kami,” kata dia kepada Katadata.co.id, akhir Maret lalu (30/3).

EVP Commercial FMCG Category Lazada Indonesia Bobby Gandasaputra mengatakan, transaksi pada kategori bahan pokok seperti sayuran dan produk kesehatan melonjak signifikan. “Pandemi ini mengakselerasi pertumbuhan kedua kategori itu lebih cepat," ujar dia, kemarin (8/4).

Jumlah mitra penjual di Tokopedia mencapai 7,8 juta saat ini. Yang menarik, pedagang yang menjajakan produk kesehatan meningkat hampir 2,5 kali lipat efek pandemi corona.

(Baca: Penjual Produk Kesehatan Naik 2,5 Kali, Mitra Tokopedia Capai 7,8 Juta)

“Peningkatan jumlah penjual baru pada kategori Perawatan Kesehatan dan Pribadi hampir 2,5 kali dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” kata AVP of Product Tokopedia Priscilla Anais kepada Katadata.co.id, Selasa (28/4).

Berdasarkan catatan Katadata.co.id, jumlah mitra penjual di Tokopedia mencapai 6,4 juta pada awal Oktober. Artinya, ada tambahan 1,4 juta dalam sekitar enam bulan.

Priscilla mengatakan bahwa pertumbuhan mitra penjual di platform-nya cukup drastis dalam setahun terakhir. Salah satu penyebabnya, pandemi corona yang membuat aktivitas masyarakat di luar rumah terbatas.

Berbelanja online pun menjadi tren akibat pandemi virus corona. "Ada pertumbuhan eksponensial, baik karena pandemi atau tidak. Kami melihat banyak sekali bisnis offline yang beralih ke online," ujar Priscilla.

Akibat pandemi Covid-19, Tokopedia mencatat ada tiga kategori yang transaksinya meningkat drastis sejak Maret yakni kesehatan, keperluan rumah tangga, serta makanan dan minuman. Tidak heran jika jumlah penjual baru di kategori Kesehatan naik hampir 2,5 kali lipat.

(Baca: PSBB Berlaku, Tokopedia hingga Bukalapak Antisipasi Lonjakan Transaksi)

Reporter: Cindy Mutia Annur