Pemerintah Gaet Tokopedia Minimalkan Dampak Pandemi di Industri Kopi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, pekerja memeriksa rasa kopi yang telah di proses sebelum dikemas, Malabar, Bandung, Jawa Barat (15/11/2019).
Penulis: Desy Setyowati
20/4/2020, 13.01 WIB

Pandemi corona memaksa banyak orang untuk berdiam diri di rumah, sehingga berdampak ke industri kopi. Untuk meminimalkan dampak ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Perindustrian menggaet startup e-commerce, Tokopedia.

Pemerintah mencatat, warung kopi atau kafe biasanya sepi pengunjung pada April dan Oktober. Petani kopi di Aceh pun mengeluhkan harga jual yang anjlok hingga 40%, dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5.800 per bambu.

Kini, industri pengolahan kopi semakin tertekan akibat pandemi virus corona. “Di situasi seperti sekarang ini, kami harus dapat menciptakan ekosistem yang kondusif untuk mendukung industri kopi lokal,” kata Menteri Parekraf Wishnutama Kusubandio dalam siaran pers, Senin (20/4).

Apalagi, saat ini terdapat 1.204 industri kecil dan menengah (IKM) yang mengolah biji kopi lokal dari para petani di Indonesia. Untuk itu, Kemenparekraf dan Kemenperin menggelar kampanye #SatuDalamKopi dengan menggaet Tokopedia.

(Baca: Tren Baru E-Commerce: Restoran Jual Online Kopi Literan & Makanan Beku)

Kampanye itu digelar selama 20-26 April 2020 di Tokopedia dan melibatkan hampir 1.000 pelaku industri kopi. Tokopedia menyediakan halaman khusus untuk kampanye ini. Selain itu, salah satu unicorn Tanah Air ini memberikan pendampingan, akses dan edukasi yang dibutuhkan termasuk peningkatan kualitas produksi hingga pemasaran.

“Dengan dukungan dari hulu ke hilir, kami berharap momentum kampanye ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh pegiat industri kopi, mulai dari petani hingga pemilik merek kopi lokal,” kata CEO dan Founder Tokopedia William Tanuwijaya.

Salah satu contoh pengusaha kopi yang memanfaatkan fitur Tokopedia yakni Toko Kopi Tuku. Mereka menjual kopi siap seduh, giling sampai siap saji ukuran satu liter di e-commerce. Puluhan ribu botol kopi literan terjual setiap minggunya.

(Baca: Bos Kopi Kenangan Rela Digaji Rp 1 selama Pandemi Corona)

Dua Coffee juga berjualan lewat Tokopedia sejak pandemi Covid-19. Co-Founder Dua Coffee Omar Karim Prawiranegara sekitar 80% penjualan di kedainya datang dari pemesanan secara online di Tokopedia.

Omar menjual beragam produk seperti biji kopi, kopi bubuk hingga kopi literan. Selain itu, Dua Coffee berinovasi dengan menghadirkan produk seperti makanan beku, siap saji dan camilan.

Penjualan kopi literan memang menjadi tren sejak ada pandemi corona. Sejumlah penjual kopi, seperti Tuku, Maxx Coffee, Roempi Coffee, Kopitagram, dan lainnya menjual kopi dengan satuan liter di e-commerce. Beberapa restoran juga mulai menjual makanan beku, yang bisa dimasak sendiri oleh konsumen di rumah.

(Baca: Enam Jurus Kementan Jaga Ekspor Perkebunan di Tengah Pandemi Corona)