Konsumen Ditipu Puluhan Juta, Bukalapak Blokir Akun Penjual Masker

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, karyawan menunjukkan fitur pembelian tiket Kereta Api (KA) Bandara pada aplikasi Bukalapak dengan menggunakan gawai saat perjalanan dari Stasiun BNI City menuju ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Penulis: Desy Setyowati
25/2/2020, 18.33 WIB

Bukalapak membenarkan salah satu konsumennya merugi puluhan juta saat membeli masker di platform-nya. Perusahaan e-commerce itu langsung memblokir akun mitra yang bersangkutan.

Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono mengatakan, kejadian itu merupakan salah satu bentuk penipuan (phishing). “Saat ini sedang dalam proses penanganan oleh tim BukaBantuan Bukalapak,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (25/2).

Intan menyampaikan, akun mitra penjual tersebut dibajak oleh peretas (hacker). Untuk meminimalkan potensi kerugian yang ditanggung korban, perusahaan memblokir akun tersebut.

Untuk menghindari kejadian serupa, Bukalapak mengimbau seluruh pengguna untuk tidak memberikan data pribadi dan informasi yang bersifat rahasia. Konsumen juga diminta untuk berhati-hati dan tidak membuka tautan yang diberikan oleh oknum mengatasnamakan Bukalapak.

(Baca: Kominfo dan Asosiasi Kaji 1 Miliar SIM Card yang Rentan Dibobol)

Konsumen juga diimbau mempelajari langkah menjaga keamanan akun. Di antaranya merahasiakan data pribadi dan kode One Time Password (OTP), serta tak membuka tautan mencurigakan.

Hanya bertransaksi di platform resmi Bukalapak , berhati-hati pada pihak yang mengatasnamakan perusahaan. Konsumen juga diminta selektif memilih pelapak. Bertransaksi menggunakan sistem pembayaran resmi, serta kenali nomor tagihan.

Dikutip dari Cyberthreat, konsumen yang bernama Nella itu kehilangan puluhan juta saat membeli masker di toko bernama Mr.01 center.

(Baca: Ada 2.300 Penipuan Mirip Kasus Maia Estianty, Ini Tiga Langkah Gojek)

Kejadian serupa juga dialami pengguna Gojek dan Tokopedia, salah satu korbannya yakni Maia Estianty. Ponsel Maia diretas pengemudi ojek online saat memesan makanan lewat GoShop. Gojek pun telah menghubungi Maia guna mengusut peretas tersebut.

Kepolisian RI mencatat, ada 2.300 laporan terkait penipuan yang mirip dengan kasus pembobolan akun Gojek Maia Estianty pada 2019. AKBP Dhany Aryanda menilai, jumlah laporan terkait penipuan dengan modus social engineering itu jauh lebih besar dibanding kejahatan lain.

Modus social engineering yaitu pelaku memengaruhi psikologi pengguna supaya mau memberikan kode OTP ataupun mengikuti instruksi mereka. “Ini sangat ekstrem,” kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu (23/1).

(Baca: Sempat Naik Efek Virus Corona, Harga Masker di E-Commerce Mulai Turun)

Reporter: Desy Setyowati