Bank Indonesia (BI) menilai pengembangan wisata halal dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi, jumlah wisatawan muslim diproyeksi mencapai 158 juta orang pada tahun depan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menjelaskan, Indonesia bersama Malaysia saat ini menempat posisi teratas untuk destinasi wisata halal terbaik. Adapun jumlah wisatawan muslim tahun lalu mencapai 140 juta orang dengan nilai belanja mencapai US$ 35 miliar.
"Pengembangan wisata halal sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Dody dikutip dari laman resmi BI, Sabtu (16/11).
(Baca: Ma'ruf Amin: Jangan Hanya Jadi Negara Tukang Stempel Produk Halal)
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Ekonomi dan Kawasan Kreatif Anang Sutono menyebut, pihaknya saat ini tengah menyusun strategi pengembangan industri pariwisata halal di Indonesia. Ia menekankan pengembangan wisata halal dilakukan untuk memberi kenyamanan wisatawan muslim beribadah, bukan membatasi wisatawan nonmuslim.
"Bagi wisatawan nonmuslim, wisata halal diharapkan tetap memberikan layanan yang aman dan nyaman," terang dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari-September 2019 mencapai 12,27 juta kunjungan. Jumlah ini baru mencapai 68% dari target yang dicanangkan pemerintah sebanyak 18 juta kunjungan.
(Baca: Ikatan Saudagar Muslim Usul Buat Kawasan Ekonomi Khusus Halal di Aceh )
Kunjungan wisman terbanyak berasal dari Malaysia mencapai 2,24 juta kunjungan, disusul Tiongkok mencapai 1,61 juta, Singapura 1,4 juta kunjungan, dan Australia 1,01 kunjungan.
Dalam lima tahun terakhir (2014-2018) rata-rata pertumbuhan kunjungan wisman mencapai 14% per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan kunjungan wisman pada periode 2009-2013 yang sebesar 9% per tahun seperti tergambar dalam databoks di bawah ini.