PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk angkat bicara terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) 84 karyawan Ramayana di Depok, Jawa Barat. Manajemen Ramayana menyatakan, akan merekrut kembali karyawan-karyawan tersebut usai toko dibuka kembali.
"Perseroan akan mengkaryakan kembali terhadap karyawan yang sudah dilakukan PHK tersebut apabila Toko Ramayana Depok beroperasi normal kembali," kata Direktur Keuangan Ramayana Suryanto, dikutip dalam keterbukaan informasi, Selasa (14/4).
Operasional Ramayana Depok ditutup sementara sejak 6 April 2020 lalu, sehubungan dengan pandemi corona atau Covid-19 yang melanda Indonesia. Penutupan tersebut dilakukan hingga kondisi yang memungkinkan.
Suryanto mengungkapkan, seluruh karyawan dirumahkan dengan syarat yang sudah ditentukan, setelah sebelumnya dalam beberapa kali rapat, tidak dicapai kesepakatan. Akhirnya, disepakati bersama antara perusahaan dengan karyawan, melalui PHK.
Meski begitu, manajemen Ramayana mengklaim PHK telah dilakukan sesuai Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan, yakni memberikan pesangon kepada 84 karyawannya. Hal itu dituangkan dalam Surat Kesepakatan Bersama dengan ditandatangani oleh Ramayana dengan karyawan.
Selama masa tanggap darurat atas penyebaran Covid-19, Ramayana telah menutup sementara sebagian toko sampai kondisi yang memungkikan untuk dibuka kembali. Karena ditutup, terjadi penurunan penjualan yang signifikan sehingga membuat perseroan harus melakukan efisiensi, antara lain merumahkan karyawan.
"Perseroan memiliki kas dan setara kas, deposito berjangka, dan investasi jangka pendek yang cukup dapat menjamin kelangsungan hidup perseroan," kata Suryanto.
(Baca: Imbas Corona, Ramayana Tutup Gerai, PHK & Rumahkan Pekerja di Dua Kota)
Adanya penurunan penjualan yang signifikan, berdampak pula kepada laju saham Ramayana yang sejak satu bulan terakhir turun hingga 8,27% menyentuh harga Rp 600 per saham menjelang penutupan perdagangan Selasa (14/4).
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menilai proyeksi pendapatan Ramayana sepanjang tahun ini akan lebih parah dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab, penutupan pusat perbelanjaan di Indonesia, kebanyakan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Christine memprediksi, rata-rata penjualan di tiap toko atau same store sales growth (SSSG) sepanjang 2019 tumbuh stagnan, di mana hingga kuartal III 2019 pertumbuhannya hanya 0,8%. Prediksi tersebut didasarkan pada aktivitas ekonomi yang melambat selama kuartal IV 2019.
Pendapatan Ramayana biasanya akan meroket pada masa Idul Fitri, dimana tahun ini akan jatuh pada bulan Mei atau sekitar enam pekan dari sekarang. Namun, dengan perpanjangan status darurat Covid-19 hingga 29 Mei 2020, Mirae memperkirakan perlambatan ekonomi akan terus berlanjut.
Christine menilai kondisi ini akan menjadi positif untuk industri bahan baku daripada barang konsumsi atau discretionary goods sehingga, Ramayana akan terkena dampak negatifnya.
"Karena mayoritas pelanggan Ramayana adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang akan berbelanja selama musim Idul Fitri," katanya.
(Baca: Menjaga Hak Karyawan Ramayana dan 1,2 Juta Korban PHK Imbas Covid-19)