Survei: 50% Pengusaha Makanan dan Minuman Ragu Mampu Bayar THR

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/hp.
Ilustrasi, aktivitas di salah satu restoran yang masih buka di Duta Mall Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (7/4/2020).
Penulis: Rizky Alika
30/4/2020, 21.07 WIB

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) melakukan survei terkait kemampuan pengusaha dalam membayar Tunjangan Hari Raya (THR), terhadap anggotanya. Hasilnya, setengah pengusaha ragu dapat membayar THR kepada pegawainya.

"Sebanyak 50% pengusaha ragu-ragu dan tidak yakin bisa membayar THR secara penuh," kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (30/4).

Survei tersebut dilakukan pada 13 April, dan melibatkan 50 pengusaha yang merupakan anggota Gapmmi. (Baca: Agar THR Lancar, Pemerintah Potong Iuran Jamsostek 90% Tiga Bulan)

Secara rinci, 50% pengusaha ragu dapat membayar THR secara penuh. Hanya 40% yang optimistis dapat melunasinya, dan sisanya tidak yakin.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebagian karyawan telah diminta untuk mendaftar program Kartu Prakerja. Selain itu, sebagian pengusaha bernegosiasi dengan pegawainya untuk menyicil pembayaran THR sebesar 50%.

Adhi pun memperkirakan, ada sekitar 20-30% pekerja di industri makanan dan minuman yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau dirumahkan. Selain itu, ia memprediksi ada banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor makanan dan minuman yang gulung tikar.

"Tapi kami belum memiliki data rincinya," ujar dia. (Baca: Industri Terpukul Pandemi Corona, KSPI Tuntut THR Tetap Dibayar Penuh)

Karena itu, Gapmmi mengajukan penundaan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan selama pandemi corona. Selain itu, asosiasi mengajukan dana talangan bagi perusahaan yang masih beroperasi selama Covid-19 mewabah.

Berkaca dari Singapura dan Jepang, industri yang masih beroperasi selama adanya pandemi virus corona akan diberikan dana talangan oleh pemerintah. "Jadi 50% gaji karyawan dibayarkan sementara oleh pemerintah," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Gapmmi Rachmat Hidayat mengatakan, kemampuan THR menurun seiring dengan anjloknya penjualan. Penurunan penjualan utamanya terjadi pada segmen restoran dan kafe.

"Kalau segmen lain masih bisa melakukan penjualan, tapi kalau segmen tersebut berat," ujarnya. (Baca: Manajemen & Serikat Pekerja KFC Sepakat Pemotongan Gaji dan Tunda THR)

Reporter: Rizky Alika