Di Tengah Pandemi Corona, Harga Pangan di Jakarta Masih Stabil Tinggi

ANTARA FOTO/Akbar Tado/aww.
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Tradisional Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (2/4/2020). Harga sejumlah bahan pokok di pasar stabil tinggi di tengah pandemi corona.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
7/4/2020, 17.38 WIB

Di tengah penyebaran wabah virus corona di Jakarta, harga pada sejumlah bahan pokok di DKI Jakarta terpantau stabil pada rentang harga yang tinggi. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, harga komoditas seperti gula, cabai rawit merah, bawang putih, bawang merah, beras, daging ayam dan sapi, hingga minyak goreng curah  hingga kini ada kenaikan di Jakarta.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok di Jakarta lebih disebabkan oleh faktor psikologis pembeli.

(Baca: Swalayan Boleh Buka hingga di Atas Jam 10 Malam Selama PSBB)

Menurutnya, banyak masyarakat merasa khawatir terhadap penyebaran virus corona (Covid-19), sehingga banyak masyarakat membeli bahan pokok untuk stok selama proses pembatasan sosial diberlakukan pemerintah.

"Namun, ini belum memasuki fase panic buying karena peningkatan permintaan belum sampai 50%," kata dia kepada katadata.co.id, Selasa (7/4).

Menurutnya, kenaikan permintaan di pasar tradisonal Jakarta pada Sabtu dan Minggu lalu hanya sekitar 20-30%. Utamanya permintaan gula, cabai rawit merah, bawang merah, dan bawang putih. Ia pun mengatakan, kenaikan pada empat komoditas tersebut berlaku secara nasional.

Selain psikologi pasar, ia memperkirakan ada kendala pada produksi dan distribusi cabai rawit merah dan bawang merah. Hal ini menyebabkan pasokan di pasar tidak seimbang dengan permintaannya.

Sementara terkait pasokan gula, Abdullah memperkirakan ada kendala pada rantai distribusi. Hal ini menyebabkan harga gula terus tinggi, kendati pemerintah telah mengalihkan 303 ribu ton stok gula industri untuk kebutuhan konsumsi.

"Ini bagaimana distribusinya? Gula ini rawan karena harganya tidak pernah turun," ujar dia.

Di sisi lain, harga beras juga menurutnya berpotensi mengalami kenaikan, terutama pada beras kualitas premium.

(Baca: 11 Aplikasi untuk Berbelanja Bahan Pokok Saat Pandemi Corona)

Pendapat berbeda justru diungkapkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran. Dia mengatakan, kenaikan harga pada komoditas gula terjadi lantaran ada oknum yang mempermainkan stok sehingga distribusi terhambat. Hal ini terjadi lantaran zin impor hanya diberikan kepada pengusaha besar.

"Kami asosiasi pedagang pasar tidak diberi kesempatan untuk impor dan melakukan kerja sama dengan Bulog. Akibatnya, barang dipermainkan oleh pengusaha besar," ujar dia.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas bawang putih. Dia menyatakan, ada oknum yang masih menahan stok meskipun pemerintah telah meniadakan perizinan impor bawang putih. Padahal, lanjut dia, harga bawang putih di Tiongkok berkisar Rp 17 ribu-18 ribu per kg.

Berdasarkan data PIHPS pada Selasa (7/4), rata-rata harga daging ayam di pasar tradisonal Jakarta Rp 33.750 per kg, daging sapi Rp 126.650 per kg, bawang merah Rp 51.650 per kg, bawang putih Rp 54.150 per kg, cabe rawit merah keriting Rp 65 ribu per kg, minyak goreng curah Rp 12.850 per kg, dan gula pasir Rp 19.050 per kg.

Kemudian, rata-rata harga beras di pasar tradisional Jakarta sebesar Rp 13.500 per kg, beras kualitas bawah I Rp 12.250 per kg, beras kualitas medium I Rp 13.900 per kg, beras kualitas medium II Rp 12.850 per kg, beras kualitas super I Rp 16.300 per kg, dan beras kualitas super II Rp 14.300 per kg.

Reporter: Rizky Alika