Kontroversi Pengembangan Vaksin yang Didanai Bill Gates: TBC hingga Covid-19

ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo dan Bill Gates
8/5/2025, 15.14 WIB

Bill Gates akan menjadikan Indonesia sebagai lokasi uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) yang didanai yayasannya yakni Gates Foundation. Kabar ini disampaikan langsung Presiden Prabowo Subianto saat bertemu bos Microsoft itu.

Prabowo mengapresiasi komitmen Bill Gates untuk mengembangkan vaksin TBC. Apalagi hampir 100 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.

"Beliau menunjukkan komitmen untuk terus bantu kita di bidang itu (pemberantasan TBC)," kata Prabowo kepada Bill Gates dalam pertemuan keduanya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).

Bill Gates sebelumnya telah memberikan hibah Rp 1,3 triliun ke Indonesia, namun untuk pengembangan vaksin polio yang diproduksi PT Bio Farma (Persero).

Dengan hibah ini, Bio Farma bisa memproduksi rata-rata dua miliar dosis vaksin per tahunnya. Vaksin buatan Biofarma ini telah digunakan oleh 902 juta orang di 42 negara.

Kontroversi Pengembangan Vaksin

Meski demikian, pengembangan vaksin yang didanai Bill Gates bukan bebas kontroversi atau masalah. Dalam sebuah artikel yang ditulis ProPublica pada 4 Oktober 2023, pengembangan vaksin TBC milik GlaxoSmithKline (GSK) mandek meski berhasil uji coba pada 2018 dan belakangan dapat pendanaan Gates Foundation.

Ini menimbulkan sorotan karena anggapan vaksin TBC disebut akan bermanfaat bagi populasi penduduk miskin, namun tak menguntungkan di negara kaya.

GSK belakangan membantah mereka tak berkomitmen mengembangkan vaksin TBC. "Setiap anggapan bahwa komitmen kami untuk terus berinvestasi dalam kesehatan global berkurang tidak benar,” kata Dr. Thomas Breuer, Kepala Pejabat Medis Vaksin GSK.

GSK melisensikan vaksin tersebut kepada anak Gates Foundation, Gates MRI, pada tahun 2019, tetapi tetap memegang kendali atas adjuvan formula vaksin. Raksasa farmasi itu setuju untuk memproduksi dalam jumlah terbatas, namun bergantung pada negosiasi yang mahal dengan Gates MRI.

GSK dan Gates MRI mengatakan bahwa perjanjian mereka mencakup cukup bahan pembantu untuk penelitian dan pasokan awal vaksin TB. Artikel tersebut juga menuliskan, hingga 2023, tak ada vaksin TBC yang dipasok GSK meski dapat pendanaan.

Kontroversi lebih besar terjadi pada pengembangan vaksin untuk menundukkan pandemi Covid-19. Organisasi kemanusiaan, Doctors Without Borders sempat mempertanyakan peran yayasan milik Gates dalam mengembangkan vaksin Covid-19 pada 2020 silam.

Ini lantaran, menurut mereka, kelompok yang didominasi Barat, termasuk Gates terlalu terlibat dalam keputusan hidup dan mati penduduk di negara-negara miskin.

"Apa yang membuat Bill Gates memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dan memberi saran kepada pemerintah Amerika Serikat," kata penasihat kebijakan vaksin senior untuk Access Campaign Doctors Without Borders, Kate Elder pada 14 September 2022 dikutip dari Politico.

Politico dan surat kabar Jerman, WELT juga pernah melakukan investigasi terhadap pengaruh Bill Gates dalam penanganan Covid-19 tanpa pengawasan yang ketat.

Dalam laporan investigasi mereka, sejumlah organisasi, terutama Gates Foundation telah berinvestasi jumbo serta melobi AS dan Eropa dengan dana miliaran dolar untuk pengembangan vaksin.

Pihak Gates Foundation mengakui berkomunikasi dengan pemimpin Eropa. Meski demikian, mereka menolak anggapan negatif terkait hal itu.

"(Kami) secara teratur menganjurkan negara-negara berpenghasilan tinggi untuk berbagi dosis dengan negara-negara berpenghasilan rendah," demikian penjelasan juru bicara Gates Foundation.

Sasaran Teori Konspirasi

Bill Gates juga kerap menjadi sasaran teori konspirasi dalam pengembangan vaksin. Konspirasi yang beredar mulai dari pemasangan mikrocip dalam vaksin Covid-19 hingga injeksi yang mengakibatkan kematian di Afrika dan India.

Menurut survei Yahoo News dan YouGov pada 2020 lalu, lebih dari seperempat warga AS percaya Bill Gates untuk menggunakan vaksin Covid-19 untuk menanamkan mikrocip di bawah kulit mereka. Dari angka tersebut, sebanyak 44% responden yang percaya adalah pemilih Partai Republik, partai pengusung Donald Trump.

Beberapa kali media-media besar dunia harus melakukan cek fakta atas kebenaran informasi yang berbau konspirasi seputar Bill Gates. Pemeriksa fakta dari First Draft News, Rory Smith mengatakan, mantan suami Melinda French itu menjadi semacam boneka voodoo yang ditusuk semua komunitas dengan konspirasi dan berita bohong.

"Tidak mengherankan, karena ia (Bill Gates) selalu menjadi wajah kesehatan masyarakat," kata Smith dikutip dari BBC pada 6 Juni 2020.

Gates sendiri pernah merespons segala macam konspirasi mengenai dirinya dan dunia kesehatan terkait vaksin. Dalam wawancara dengan BBC, ia mengaku kaget dan resah menjadi tokoh utama teori-teori semacam itu.

"Kami hanya memberikan uang, kami menulis cek... dan ya, kami memang berpikir tentang melindungi anak-anak dari penyakit. Itu (konspirasi) tidak ada hubungannya. Kadang-kadang Anda hampir harus tertawai (itu)," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu