Harga minyak dunia terkerek naik pada perdagangan Rabu (29/4). Pelaku pasar optimistis permintaan bahan bakar minyak atau BBM akan kembali meningkat seiring dibukanya karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 07.41 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 naik 2,20% menjadi US$ 20,91 per barel. Sedangkan, West Texas Intermediate (WTI) untuk periode yang sama naik 8,91% ke level US$ 13,44 per barel.
Sejauh ini, ada 16 negara bagian di Amerika Serikat yang bakal memulai aktivitas bisnisnya. Hal itu diharapkan dapat mengurangi persediaan minyak.
Persediaan minyak mentah AS diproyeksi meingkat 10 juta barel pada pekan lalu menjadi 510 juta barel. Pada pekan sebelumnya, persediaan minyak mentah naik 15 juta barel menjadi 518,6 juta barel, hampir mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 535 juta barel pada 2017.
Menurut data dari Kpler, penyimpanan minyak di darat diprediksi telah terisi sekitar 85% pada pekan lalu. Pelaku pasar pun memilih menyewa kapal AS yang mahal untuk menyimpan atau mengirimkan minyak ke luar negeri.
(Baca: Harga Minyak Jatuh, Penerimaan Migas Diramal Tak Capai Target APBN)
Dengan meningkatnya pasokan minyak, regulator energi Texas pada pekan depan akan memberikan suara terkait rencana pengurangan produksi negara bagian itu. Rencana tersebut sempat tertunda karena persoalan hukum.
Pasalnya, pengurangan produksi minyak bakal menimbulkan masalah dengan perusahaan jasa minyak. "Anjloknya permintaan akan minyak di AS meningkat, sedangkan pengurangan produksi baru saja dimulai," kata Analis senior Phil Flynn di Price Futures Group seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/4).
Di sisi lain, pasokan minyak OPEC pada April 2020 mencapai level tertinggi sejak Desember 2018. Produsen minyak OPEC menggenjot produksi sesuka hati sebelum dimulainya pemangkasan produksi minyak tahun ini.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pasar minyak akan mulai seimbang pemangkasan produksi berlaku. Meski demikian, tidak ada kenaikan harga yang signifikan dalam waktu dekat karena tingginya suplai minyak global.
(Baca: Harga Minyak Anjlok, Kontraktor Migas Minta Insentif Fiskal)