Penjualan Kopi Anjlok 90% Efek Corona, Menteri Wishnutama Beri 3 Tips

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (kanan) didampingi Wakil Menteri Angela Tanoesoedibjo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
23/4/2020, 14.11 WIB

Kementerian Perindustrian mencatat bahwa penjualan kopi Indonesia turun sekitar 50%-90% selama pandemi corona. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio pun memberikan tiga tips bagi para pelaku bisnis kopi Tanah Air agar dapat bertahan di tengah mewabahnya virus corona.

Pertama, menjaga kualitas kopi. "Itu salah satu tantangan di tengah pandemi ini. Tetapi saya yakin kalau kita bisa mengembangkannya (kualitas kopi) itu, maka akan menjadi potensi yang luar biasa," ujar Wishnutama saat video conference 'Tokopedia Talk Show Online #SatuDalamKopi', Kamis (23/4).

Kedua, mencari celah peluang atau cara kreatif yang bisa dikembangkan di tengah pandemi Covid-19. Ia mencontohkan, akhir-akhir ini marak penjualan kopi literan dalam botol di e-commerce.

Tren kopi tersebut bisa mendorong konsumsi, meski ada pembatasan aktivitas di luar rumah. "Jangan sampai pandemi virus corona ini dianggap sebagai jebakan, melainkan peluang untuk mencari ide-ide baru," ujar Wishnutama.

(Baca: Pemerintah Gaet Tokopedia Minimalkan Dampak Pandemi di Industri Kopi)

Terakhir, mencari keunikan dalam bisnisnya. Keunikan itu bisa didapatkan mulai dari cara pengolahan hingga pengemasan kopi.

"Dari segi kompetisi berbisnis ataupun situasi pandemi ini, kita perlu menjual produk kopi kita dengan mendorong sisi keunikannya sehingga bisa stand out (menonjol) di mata konsumen," ujar Wishnutama. 

Selain itu, Wishnutama mengimbau agar para pebisnis kopi mempelajari peluang dan kesempatan setelah pandemi corona berakhir. Sebab, kehidupan dan daya beli masyarakat diprediksi berubah akibat Covid-19.

"Akan ada new normal yang harus kita pahami dan tetap harus dicari bagaimana peluangnya ke depan," ujar Wishnutama. (Baca: UMKM Bertahan, Pandemi Corona Ciptakan Tren Baru di Bisnis Kuliner)

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan bahwa penjualan kopi di Indonesia menurun akibat kebijakan jaga jarak fisik (physical distancing). Oleh karena itu, masyarakat perlu mengembangkan cara-cara kreatif agar industri kopi bisa bertahan.

"Karena perkembangan industri kopi di dalam negeri ini sebenarnya sangat menjanjikan," ujar Agus. Apalagi, Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

Produksi kopi pada 2019 yakni mencapai 720 ribu ton dengan nilai ekspor produk kopi olahan sebesar US$ 610 juta di tahun yang sama. (Baca: Efek Corona, Tren Belanja Produk di E-commerce Berubah saat Ramadan)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Perindustrian menggaet Tokopedia untuk meminimalkan dampak pandemi corona terhadap industri kopi. Belum lagi, warung kopi atau kafe biasanya sepi pengunjung pada April dan Oktober.

Petani kopi di Aceh pun mengeluhkan harga jual yang anjlok hingga 40%, dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5.800 per bambu. Padahal, saat ini terdapat 1.204 industri kecil dan menengah (IKM) yang mengolah biji kopi lokal dari para petani di Indonesia.

(Baca: Bisnis Anjlok akibat Pandemi Corona, UMKM Bisa Ubah Strategi Usaha)

Reporter: Cindy Mutia Annur