Sponsor Asian Games Belum Setor Rp 550 Miliar ke Inasgoc

ANTARA FOTO/INASGOC/Wahyudin
Sejumlah pendukung acara tampil pada Upacara Penutupan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (2/9).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
4/9/2018, 09.04 WIB

Panitia Asian Games 2018 atau Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) menyatakan belum menerima uang Rp 550 miliar dari perusahaan-perusahaan sponsor. Dalam perjanjian, dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, Inasgoc akan menerima uang sponsor sebesar Rp 800 miliar.

"Pendapatan kami sampai minggu pertama Asian Games itu masih sekitar Rp 800 miliar dan yang masuk itu baru Rp 250 miliar. Uang yang cair itu baru segitu," kata Kepala Keuangan Inasgoc Gatot S Dewa Broto di Kementerian Koorditaor Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (3/9).

(Baca : Di Balik Pembukaan Spektakuler Asian Games 2018)

Gatot mengatakan perusahaan-perusahaan yang sudah membayar uang sponsor kebanyakan berpelat merah. Meski belum semua BUMN membayarkannya. Adapun, beberapa BUMN yang sudah membayarkan uang sponsornya seperti, Telkom, Telkomsel, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI). Sementara dari perusahaan swasta belum ada yang membayar sama sekali. 

Meski begitu, dia tidak mengkhawatirkan belum cairnya dana sponsor. Dalam perjanjian dengan para sponsor, pembayaran Rp 550 miliar tersebut memang dilakukan setelah Asian Games 2018 berakhir. "Bukannya mereka ingkar janji. Sudah tandatangani perjanjian, nanti tinggal menagih saja," kata dia menegaskan.

(Baca: Selusin Teknologi Canggih Kawal Asian Games 2018)

Gatot menjelaskan dana yang disiapkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pelaksanaan Asian Games 2018 mencapai Rp 8,1 triliun. Selain ABPN, ada juga tambahan dana dari sponsor dan penjualan tiket. Dia mengatakan Inasgoc masih menghitung berapa besar total dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Asian Games kemarin, apakah surplus atau bahkan defisit.

Dia juga menanggapi soal uang sponsor dari BUMN terkait adanya tiket gratis jatah untuk sponsor. Menurutnya, dengan penyaluran uang sponsor yang baru 31,25% dari komitmen awal, tidak wajar bila mereka meminta hak jatah tiket gratis.

Banyaknya kursi kosong dalam pertandingan Asian Games 2018 sempat menjadi sorotan di tengah banyaknya masyarakat yang tidak mendapatkan tiket karena sudah habis terjual. Namun, Gatot menegaskan kasus tersebut bukan semata-mata karena jatah tiket sponsor, tapi karena ada kendala dari vendor penjualan tiket.

"Saya yang waktu itu termasuk keras mengatakan ‘tidak dong, jangan dikasih (jatah tiket untuk sponsor)’. Kalau tidak, ini akan menjadi isu publik," kata Gatot.

(Baca juga: Erick Thohir Jelaskan Misteri Kursi Kosong di Asian Games)