Pemerintah akan menurunkan harga gas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara pada 2021. Penurunan harga gas di antaranya karena biaya operasi dan pemeliharaan atau operating and maintenance pipa yang lebih rendah.

"Itu biaya operasi and maintenance pipa menurun. Sama penurunan dari hulu dan dari gasnya dari blok A Medco," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto usai Rapat Koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (26/2).

Menurut dia, harga gas di KEK Sei Mangkei mencapai US$ 10,48 per MMbtu. Rencananya, pemerintah akan menurunkan harga gas menjadi di bawah US$ 10 per MMbtu. Namun, penurunan baru dilakukan pada 2021 lantaran kontrak pembelian gas masih berlangsung hingga akhir 2020.

(Baca: Delapan Kawasan Industri Luar Jawa Beroperasi Tahun Ini)

Adapun pemerintah mengakui tingginya harga gas di kawasan tersebut memengaruhi keengganan investor untuk menanamkan dananya. Saat ini, investor di KEK Sei Mangkei hanya satu, yaitu Unilever dengan kebutuhan volume gas 2,5 mmscfd.

Direktur Utama PT Pertamina Gas Wiko Migantoro berharap, dengan penurunan harga gas, jumlah investor meningkat dan penjualan gas di KEK Sei Mangkei naik menjadi 60 mmscfd. "Kami berharap demand-nya (permintaannya) makin tumbuh-lah dengan harga begini," ujarnya.