Kemnaker Gandeng Jepang Latih Instruktur Kejuruan Otomotif

Katadata
Penulis: Arsip - Tim Publikasi Katadata
1/10/2019, 13.12 WIB

Bantaeng – Direktorat Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan dua institusi Jepang untuk meningkatkan kapasitas instruktur dan pengembangan pelatihan mekanik otomotif. Dua institusi tersebut adalah Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ehime Toyota Motor Corporation (ETMC) Jepang.

Kerja sama pelatihan kerja diadakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng, Sulawesi Selatan ini berdurasi tiga tahun (September 2019 hingga Agustus 2022).  Sebanyak 48 instruktur kejuruan otomotif BLK  Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP)  dan  Unit Pelaksana Teknis Daerah  (UPTD) dari seluruh Indonesia ikut dalam pelatihan ini.

“Kerja sama ini, salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Saya yakin dan percaya, melalui kegiatan upgrading terus menerus dan konsisten, maka akan lahir dan tersedia instruktur yang profesional dan berdedikasi tinggi,” kata Dirjen Binalattas Kemnaker, Bambang Satrio Lelono, di BLK Bantaeng, Senin, 30 September 2019.

Saat ini pertumbuhan industri otomotif cukup baik. Salah satu indikatornya adalah jumlah pekerja baru di pabrik mobil. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini jumlah pekerja baru di pabrik mobil sekitar 8.000 orang. Adapun total pekerja baru di industri komponen sekitar 25 ribu orang. 

“Kebutuhan tenaga kerja di Industri otomotif sangat besar. Tahun ini, ada 50-70 pabrik komponen baru, dealer, dan bengkel purna jual yang baru berdiri membutuhkan 18 ribu pekerja baru,” kata Bambang. 

Menyikapi hal itu, Kemnaker sebagai salah satu Kementerian yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Indonesia, berusaha memenuhi kebutuhan SDM dengan menjalin kerja sama dengan JICA  dan ETMC Jepang. Bentuk kerja sama ini berupa pengembangan pelatihan vokasi kejuruan otomotif dengan standar Toyota Jepang melalui program capacity building for instructors and development of evaluation system of Automotive mechanic training (peningkatan kapasitas instuktur dan pengembangan pelatihan kendaraan mekanik).

“Peserta pelatihan juga mengikuti on job training (OJT) dan training di Jepang melalui proses seleksi dan delapan dari 16 instruktur yang terpilih hasil seleksi akan mengikuti training di Jepang,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan kerja sama teknis, Ehime Toyota Motor Corporation (ETMC) akan bermitra dengan PT Hadji Kalla Toyota untuk melatih Instruktur Otomotif BLK Bantaeng. Pelatihan ini meliputi  pendampingan expert dari ETMC Japan yang ditempatkan di BLK Bantaeng.  

Sebelumnya, kerja sama tahap pertama berdurasi dua tahun (Januari 2016 hingga Juli 2018) di BLK Bantaeng menghasilkan 16 lulusan program pelatihan Teknisi Otomotif Angkatan I. Sebanyak enam orang instruktur BLK dan 10 orang pencari kerja. “Saat ini enam instruktur lulusan kerja sama ini telah aktif mengajar pelatihan teknisi otomotif di BLK Bantaeng dan 10 pencaker yang dilatih langsung diterima bekerja di Toyota Kalla,” ujar Dirjen Bambang.

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengatakan program pelatihan berdurasi tiga tahun ini akan berdampak positif pada upaya pemajuan SDM, khususnya di bidang otomotif. Karena itu, Pemprov Sulsel akan menyiapkan anggaran untuk menambah delapan instruktur lagi guna mengikuti training di Jepang, sehingga total menjadi 16 instruktur. “Saya jamin begitu selesai pelatihan, bukan kita melamar pekerjaan, tapi kita dilamar. Kenapa? Karena standar kita di atas rata-rata nasional,” kata Nurdin.

Senior Vice President ETMC Jepang, Hidekazu Futagami, mengatakan selama dua tahun ini, instruktur yang mengikuti pelatihan tidak hanya belajar teknologi baru. Peserta juga mendapatkan pelajaran memecahkan berbagai persoalan.. “Saya harap peserta menjaga disiplin dan tanggung jawab. Program ini, selain di-support pemerintah, tapi juga gunakan dana dan kerja sama dari masyarakat Jepang,” katanya.

Kepala BLK Bantaeng, Muhidin, menambahkan dalam kerja sama ini, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung turut memberikan bantuan peminjaman peralatan pelatihan kejuruan dan hibah bantuan peralatan dari ETMC. “Seluruh peralatan tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan pelatihan para instruktur sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal,” kata Muhidin.