Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui delegasi Japan Indonesia Association (Japinda) yang dipimpin mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini (20/11). Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Japinda membahas berbagai isu kerja sama dan investasi Jepang di Indonesia.
Salah satu investasi yang dibahas yakni pengembangan Blok Masela. Inpex Corporation bekerja sama dengan Shell Upstream Overseas Ltd mengembangkan proyek tersebut.
Dalam pertemuan itu disampaikan bahwa desain pengembangan Blok Masela dan pembebasan lahan tengah dikerjakan. “Konten lokal semua juga dipersiapkan. Proyek ini bakal mempekerjakan tenaga kerja di sana (sekitar proyek)," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini (20/11).
Ia mengatakan, Presiden Jokowi meminta agar pengembangan Blok Masela dipercepat. Fukuda memastikan bahwa permintaan Jokowi itu bakal ditindaklanjuti. "Ia bilang bahwa dia menjadi saksi hal ini bisa dipercepat," kata Airlangga.
(Baca: SKK Migas: Belum Ada Kandidat Kuat Pembeli Gas Blok Masela)
Berdasarkan perpanjangan kontrak bagi hasil (PSC) Blok Masela, masa konstruksinya dimulai pada 2022 dan 2027. Kontrak itu ditandatangani Inpex, Shell dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong SKK Migas untuk mencari pembeli gas Blok Masela. Sebab, menurut Pelaksana Tugas Dirjen Migas Djoko Siswanto, hal ini penting untuk keberlanjutan proyek tersebut.
Jika sudah ada pembeli gas, maka pembangunan proyek Blok Masela dapat sesuai target pemerintah. "Saya titip pesan ke SKK Migas, secepatnya cari pembeli gas Masela supaya proyek tidak molor lagi,” kata dia di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu (18/11).
(Baca: Tunggu Desain FEED Rampung, Lokasi Logistik Blok Masela Belum Diputus)
Menurut dia, kepastian terkait pembeli gas membuat investasi Blok Masela menjadi lebih pasti. Inpex Corporation sebagai operator Blok Masela juga bisa lebih cepat menyusun keputusan akhir investasi alias Final Investment Decision (FID).
Namun, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, belum ada kandidat kuat pembeli gas Blok Masela. Lembaganya dan Inpex Corporation masih mencari calon pelanggan dari proyek kilang tersebut.
"Belum ada (kandidat kuat),” kata Dwi di Kementerian ESDM, Senin (18/11) malam. Meski begitu, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sudah berdiskusi terkait rencana membeli gas Blok Masela.
PGN akan menjadi perwakilan Pertamina untuk menyerap gas dari Blok Masela. Meski begitu, SKK Migas masih mencari calon pembeli lainnya. "Sedang proses. PGN tentu ambil dalam negeri. Pertamina diwakili PGN," kata dia.
(Baca: 8 Perusahaan Jepang Bakal Bawa Masuk Investasi Rp 40 Triliun ke RI)