Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinobatkan sebagai "Asian of the Year 2019" dari media Singapura The Straits Times. Jokowi dinilai sebagai pemersatu di dalam negeri maupun di tingkat global.
Jokowi dinilai memiliki kepiawaian dalam menangani urusan politik dalam negeri yang rumit maupun hubungan internasional.
Pria 58 tahun ini juga disebut telah mencuri perhatian sejak menjadi Walikota Solo hingga memimpin Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara selama dua periode.
"Kepribadiannya yang membumi, kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang, berempati dengan rakyat jelata telah memenangkan banyak pemilihnya di dalam negeri," tulis editorial The Strait Times, dikutip Kamis (5/12).
(Baca: Lewat Pleno KTT, Jokowi Dorong Implementasi Outlook ASEAN )
Sedangkan di luar negeri, Jokowi dipuji karena mampu mengatasi tantangan strategis hingga keberhasilannya menempatkan Indonesia di jantung ASEAN beberapa waktu terakhir.
Para pemimpin negara juga mengadopsi ASEAN Outlook-Indo Pacific, yang digagas Indonesia dalam KTT ASEAN di Bangkok pada Juni 2019. Gagasan ini mengajak negara Asia Tenggara mempertahankan posisi netral di tengah meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Jokowi juga dianggap sebagai tokoh pertama yang memperkenalkan konsep kerja sama berdasarkan prinsip-prinsip utama, termasuk keterbukaan, inklusivitas, dan sentralitas ASEAN.
"Meskipun menyadari tantangan yang dihadapinya, kami tetap berharap bahwa Presiden tidak akan memberikan kesempatan serta berkompromi dalam upayanya untuk membangun Indonesia yang demokratis, bebas korupsi, terbuka, toleran, dan inklusif," tulis Straits Times dalam editorialnya.
(Baca: Jokowi Ajak Negara Asean Plus Three Bersiap Hadapi Ancaman Resesi)
Warren Fernandez, pemimpin redaksi The Straits Times, mengatakan penghargaan itu untuk memberikan apresiasi bagi sosok yang berkontribusi positif bagi Asia.
"Presiden Joko Widodo telah melakukan itu dengan sangat baik. Tidak hanya dia telah memenangkan masa jabatan kedua, tetapi juga mempersatukan Indonesia dan membawanya maju," ujarnya.
Editor Luar Negeri The Straits Times, Jeremy Au Yong mengatakan, nama Jokowi muncul menjadi tokoh pemersatu di saat isu konflik dunia tengah menghangat.
"Ketika perselisihan menjadi berita utama Forum Global Outlook Straits Times fokus pada bagaimana mengelola dunia dalam konflik, Joko Widodo menonjol sebagai seseorang yang mempersatukan, bukan memecah belah," kata Jeremy.
Selain Jokowi, tokoh lain yang pernah mendapat pemghargaan ini di antaranya adala Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Cina Xi Jinping.
Menanggapi penghargaan tersebut, Jokowi melalui akun twitter @jokowi mengungkapkan terima kasih. "Terima kasih. Ini kehormatan bukan untuk saya semata-mata, tapi untuk Indonesia," cuitnya.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData