Harga minyak dunia hari Selasa (21/1) terkerek naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu pekan. Hal ini dipicu oleh ditutupnya dua basis produksi minyak mentah terbesar di Libia karena blokade militer.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (21/1) pukul 08.18 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 naik 0,14% ke level US$ 65,29 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 naik 0,34% menjadi US$ 58,74 per barel.
(Baca: AS Turunkan Produksi dan Perang Saudara di Libya, Harga Minyak Naik 1%)
Perusahaan minyak Libia, National Oil Corporation (NOC) mengatakan dua ladang minyak utama di Libia bagian Barat Daya ditutup pada hari Minggu (19/1) usai loyalis Khalifa Haftar menutup satu saluran pipa. Hal ini berpotensi memangkas produksi nasional hingga sebagian kecil dari level normalnya.
Dokumen NOC menyatakan dua ladang minyak yakni Sharara dan El Feel dalam kondisi kahar. Meski begitu, para analis memproyeksikan kenaikan harga minyak hanya sementara karena gangguan pasokan di Libia tidak akan lama dan bisa diimbangi oleh produsen lain.
“Pasar minyak tetap memiliki stok yang cukup. Dengan kata lain, dampak kenaikan harga mungkin terbukti cepat berlalu, ”kata Stephen Brennock, broker di PVM dilansir dari Reuters, Selasa (21/1).
(Baca: Hubungan Dagang AS dengan China & Meksiko Membaik, Harga Minyak Naik)
Kepala analis minyak di Energy Aspects Amrita Sen memprediksi penutupan ladang minyak tersebut hanya bersifat sementara. Ini karena Haftar akan terganjal penurunan pendapatan negara dari minyak. "Penutupan saat ini jelas merupakan permainan kekuasaan yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh Haftar di tengah upaya internasional," ujarnya.
Libia saat ini masih mampu memproduksi 1,2 juta barel minyak per hari. Namun produksi bisa berkurang 72 ribu bpd jika ekspor dari negeri di Afrika Utara itu terganggu dalam beberapa hari ke depan.