Harga minyak mentah dunia melemah di tengah melimpahnya produksi dari Amerika Serikat. Selain itu, kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi global terkait permintaan juga turut menekan harga.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (22/1) pukul 08.32 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 turun 0,22% ke level US$ 64,45 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 turun 0,22% menjadi US$ 64,45 per barel.
Harga minyak sempat terkerek ketegangan di Libia dapat mengganggu ekspor, namun dapat diredam pasokan minyak yang berlimpah. AS pekan lalu mengumumkan produksi minyak mentahnya mencapai 13 juta barel per hari, naik dari 12,9 juta pada November 2019 lalu.
“Sedangkan kapasitas minyak Libia yang dapat diandalkan belum bisa dihitung," kata manajer risiko di tim energi INTL FCStone Tom Brayston dilansir dari Reuters, Rabu (22/1).
(Baca: Harga Minyak Naik Dipicu Penutupan Dua Ladang Minyak di Libia)
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini menjadi 3,3% karena kondisi pelemahan ekonomi di negara berkembang terutama India. Namun IMF mengatakan kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok adalah tanda bahwa aktivitas perdagangan dan manufaktur dapat segera bangkit.
Kepala Badan Industri Perminyakan Jepang mengatakan, setiap gangguan pasokan yang terjadi masih dapat diimbangi dengan peningkatan produksi dari organisasi negara pengekspor minyak (OPEC). ING juga menjelaskan bahwa cadangan kapasitas OPEC yang masih bisa ditambahkan mencapai 3 juta barel per hari.
Bank asal Inggris yakni Barclays hari Selasa (21/1) memperkirakan permintaan minyak pada 2020 akan naik 1,4 juta bph, atau 50.000 bph lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya. Mereka juga mempertahankan proyeksi 2020 untuk harga Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing sebesar USD 62 dan USD 57 per barel.
(Baca: AS Turunkan Produksi dan Perang Saudara di Libya, Harga Minyak Naik 1%)