Harga minyak dunia terus melemah di tengah banjir pasokan di Amerika Serikat. Selain itu, merebaknya virus corona di Tiongkok juga menimbulkan kekhawatiran pasar atas permintaan minyak ke depan.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/1) pukul 08.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 turun 2,14% ke level US$ 63,21 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 turun 1,08% menjadi US$ 56,13 per barel.
American Petroleum Institute mengatakan pasokan minyak mentah AS meningkat 1,6 juta barel pekan lalu atau di atas prediksi analis yakni 1 juta barel. Sedangkan International Energy Agency memproyeksikan produksi minyak akan surplus 1 juta barel per hari tahun ini.
Analis pasar senior di OANDA New York Edward Moya mengatakan harga minyak sulit untuk naik dan tetap tertekan lantaran kekhawatiran kelebihan pasokan. Menteri Energi Saudi juga tidak memberi rasa optimisme dari pengurangan produksi OPEC + yang akan diperpanjang hingga Maret," kata Moya dilansir dari Reuters, Kamis (23/1).
(Baca: Harga Minyak Tertekan Pasokan di AS dan Proyeksi Ekonomi IMF)
Selain itu pasar juga khawatir pada kemunculan virus corona dari Tiongkok yang muncul tepat sebelum liburan Tahun Baru Imlek akhir pekan ini. Sebanyak 540 kasus pneumonia dari virus ini telah terdeteksi, bahkan 17 orang telah meninggal dunia.
Goldman Sachs mengatakan, wabah virus tersebut dapat menurunkan permintaan minyak hingga 260.000 barel per hari. “Virus corona ini dapat mengurangi perjalanan dan berpengaruh terhadap permintaan minyak,” kata Moya.
Harga minyak sempat mengalami kenaikan sementara pada hari Senin (20/1) setelah blokade pada lapangan migas Libia. Namun tak lama kemudian harga kembali merosot.
(Baca: Sri Mulyani Kaji Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian RI )