Sosok mantan Menteri Keuangan JB Sumarlin meninggalkan kenangan mendalam bagi Menkeu Sri Mulyani Indrawati. JB Sumarlin dinilai sosok pemberani dan berintegritas yang pernah rela menyamar sebagai petugas rumah sakit demi mengungkap praktik korupsi.
"Beliau bahkan tidak segan menyamar sebagai pegawai RS Cipto Mangunkusomo dalam rangka membongkar praktik korupsi yang ada dan untuk mencari tahu sendiri siapa saja pelakunya," kata Sri Mulyani dalam sambutan upacara serah terima jenazah JB Sumarlin di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.
Perisitwa tersebut terjadi pada 1974 ketika JB Sumarlin menjabat Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara pada periode 1973-1983. Saat itu, almarhum bekerja sama dengan Menkeu Ali Wardhana membongkar praktik pungutan liar yang dilakukan oleh oknum di lingkungan Kementerian Keuangan.
"Korupsi merupakan musuh bersama dan harus kita lawan. Ini adalah salah satu bukti integritas JB Sumarlin dalam perbuatan nyata, dari dulu hingga sekarang, pelayanan masih sangat relevan," ucapnya.
(Baca: Mantan Menkeu JB Sumarlin akan Dimakamkan secara Militer)
Tak hanya soal integritas, JB Sumarlin juga dinilai contoh pejabat yang mampu menstabilkan ekonomi Indonesia melalui kebijakannya. Ia mampu menstabilkan ekonomi Indonesia yang tengah kesulitan akibat lonjakan harga minyak saat menjabat kepala Bappenas sekaligus menteri keuangan.
"Gebrakan Sumarlin I dalam memetakan moneter berhasil menstabilkan ekonomi Indonesia dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi bahkan melebihi target tahun 1988.
Beliau berani mengeluarkan berbagai paket kebijakan yang tidak untuk menderegulasi dan meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ini yang dikenal sebagai Gebrakan Sumarlin II yang mau turut menahan inflasi dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ucap Sri Mulyani.
(Baca: JB Sumarlin, Menkeu Kepercayaan Soeharto yang Tangani Krisis Pertamina)
Selain menjadi menteri keuangan pada tahun 1988-1993, JB Sumarlin juga pernah menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas pada 1983-1998 dan Menteri pendidikan ad Interim pada 1985. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pada 1993 hingga 1998.
Pria kelahiran Blitar tahun 1932 ini juga merupakan seorang politikus dan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 1972-1978. Memulai karier sebagai asisten dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada 1957, JB sumarlin juga menghabiskan sisa usianya sebagai Guru besar di kampus asalnya tersebut sejak 2008 hingga menutup usia.