Harga Minyak Turun Jelang Rilis Data Ekonomi Asia & Dampak Corona

KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai. Harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 turun 0,35% ke level US$ 57,12 per barel seiring dampak wabah corona.
Editor: Ekarina
17/2/2020, 09.44 WIB

Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan Senin (17/2) menjelang rilis data ekonomi di Asia pekan ini. Data tersebut diharapkan memberi panduan bagi investor mengenai dampak dan penanganan virus corona di Tiongkok yang selama ini dikhawatirkan mempengaruhi permintaan minyak.

Dikutip dari Bloomberg pada Senin (17/2) pukul 09.00 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 turun 0,35% ke level US$ 57,12 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 turun 0,02% menjadi US$ 52,04 per barel.

(Baca: Rencana OPEC Pangkas Produksi Lebih Besar Kerek Harga Minyak Naik)

Semula, pelaku pasar mengharapkan ada keuntungan mingguan pertama sejak awal Januari. Hal itu didorong harapan adanya stimulus yang diambil oleh Tiongkok untuk mendukung perekononomian negara itu, di tengah wabah  corona dapat mengarah pada pemulihan permintaan minyak. 

Seperti diketahui, Tiongkok merupakan salah satu importir minyak terbesar dunia.  

Namun, International Energy Agency (IEA) menyebut virus telah menyebabkan permintaan minyak turun 435.000 barel per hari (bph) pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sekaligus menjadi penurunan kuartalan pertama sejak krisis keuangan 2009.

Di sisi lain, investor juga mengantisipasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan menyetujui proposal untuk memperdalam pengurangan produksi dalam upaya memperketat pasokan global dan mendukung harga minyak.

(Baca: Aksi Ambil Untung Buat Harga Minyak Naik 1% di Tengah Isu Virus Corona)

Selain itu, OPEC + juga memiliki perjanjian untuk memangkas produksi minyak sebesar 2,1 juta barel per hari hingga akhir Maret mendatang. Komite teknis telah merekomendasikan kelompok tersebut untuk mengurangi produksi hingga 600.000 barel per hari, di bawah bayang-banyang permintaan minyak Tiongkok akibat dampak dari virus corona.

Hingga Senin pagi, korban meninggal virus corona atau COVID-19 telah mencapai 1,775 orang dengan jumlah kasus inveksi terbaru sejumlah 2.048 kasus. Seiring dengan meningkatnya angka penyebaran dan korban jiwa, otoritas setempat kembali membatasi lalu lintas warga ke Provinsi Hubei, sebagai pusat wabah. 

Reporter: Verda Nano Setiawan