Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM berencana menerapkan fleksibel kontrak dalam lelang wilayah kerja atau blok migas tahun ini. Sejumlah perusahaan migas pun menyatakan kebijakan tersebut menarik, karena bisa memilih skema kontrak gross split atau cost recovery.
Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro mengatakan fleksibilitas kontrak bisa membuat investor semakin tertarik mengikuti lelang tahun ini. Meski begitu, dia menyarankan agar pemerintah juga menerapkan kombinasi syarat komersial yang lebih kompetitif.
"Seperti split atau bagi hasil, perpajakan dan lain-lain," ujar Hilmi kepada Katadata.co.id pada Senin (19/2).
Pasalnya, investasi merupakan proses dalam berkompetisi. Sehingga pemerintah harus bisa mempelajari dan membandingkan kontrak bagi hasil negara lain. "Kemudian tentukan kombinasi parameter yang lebih baik dari negara-negara kompetitor kita," ujarnya.
ExxonMobil Cepu Ltd pun menyambut baik rencana pemerintah menerapkan dua skema kontrak. Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Azi Alam mengatakan fleksibilitas kontrak migas penting bagi investor. Sebab, tak semua lapangan migas mempunyai karakteristik yang sama.
(Baca: Menteri ESDM: Skema Gross Split Belum Cukup Menarik Investor)
"Kami menyambut baik dibukanya dua opsi, baik itu gross split maupun cost recovery. Kan memang setiap lapangan mempunyai karakter yang berbeda-beda sehingga approach terhadap pengembangan itu juga harus disesuikan risikonya," ujar Azi saat ditemui di Jakarta, Senin (17/2).
Sebagai perusahaan global, Azi menilai ExxonMobil terbuka dengan peluang ikut serta dalam lelang blok migas tahun ini. Namun, pihaknya perlu menyesuaikan dahulu skema kontrak dengan wilayah kerja yang ditawarkan.
"Buat kami yang penting setiap lapangan itu dengan pendekatan dengan yang berbeda," katanya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melelang wilayah kerja migas pada kuartal I 2020. Direktur Pembinaan Usaha Hulu Ditjen Migas Kementerian ESDM mengatakan pemerintah bakal menawarkan dua skema kontrak migas dalam lelang 12 blok migas tersebut.
"Sudah kami siapkan untuk skemanya akan dilihat dari sisi teknis apakah cost recovery atau gross split, yang jelas dari pimpinan terbuka tergantung hasil teknis," kata Mustafid.
Menurut Mustafid, pihaknya bakal melelang 10 blok migas konvensional terlebih dahulu. Targetnya selesai pada semester pertama tahun ini. Setelah itu, ESDM akan melelang dua blok migas nonkonvensional.
(Baca: SKK Migas Dukung Investor Punya Opsi 2 Skema Kontrak di Lelang Migas)