Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong Pertamina mengurangi impor migas. Salah satu caranya dengan membangun pabrik katalis yang bisa mengubah minyak kelapa sawit menjadi BBM.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut modal untuk membangun pabrik tersebut mencapai Rp 150 miliar. Rencananya, pabrik tersebut akan dibangun oleh Pertamina, Pupuk Kujang, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Pabrik katalis itu yang mau membuat Bahan Bakar Minyak dari sawit," kata Arifin usai bertemu Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (27/2).
Tanda tangan kerja sama ketiga pihak akan dilaksanakan pada awal Maret 2020. Sedangkan, proses peletakan batu pertama atau ground breaking pabrik katalis bakal dimulai pada akhir Maret.
Pabrik tersebut merupakan hasil kemitraan Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mitra perusahaan. Dari hasil penelitian didapat katalis atau zat yang bisa mempercepat reaksi kimia minyak kelapa sawit yang menghasilkan tiga jenis bahan bakar, yaitu bensin, diesel, dan avtur.
(Baca: Pertamina - Petronas Sepakat Jual Beli Minyak Senilai US$ 500 Juta)
Mengutip dari Antara, rencana pembangunan pabrik katalis diawali oleh Guru Besar Fakultas Teknik Industri ITB Subagjo yag bercerita kepada Presiden Jokowi mengenai limbah sawit.
Menurutnya, banyak limbah sawit yang dibuang oleh industri. Padahal, limbah sawit tersebut dapat dikonversi menjadi olahan minyak bumi.
"Kalau temperatur tinggi hasilnya gas, bisa jadi elpiji. Kalau temperatur lebih rendah, bisa jadi bensin. Lebih rendah lagi, jadi kerosene atau bahan baku avtur. Lebih rendah lagi, bisa menjadi solar," ujar Subagjo.
Lebih lanjut dia mengatakan pabrik katalis dapat mendorong timnya untuk leluasa mengembangkan riset. "Resep-resep katalis yang kami kembangkan itu tidak akan lepas ke luar negeri," katanya.
(Baca: BPH Migas Andalkan Pertamina untuk Tekan Penyelewengan BBM Bersubsidi)