Kementeria Koperasi dan UKM bersama Kementerian Pertanian akan mengkonsolidasikan para petani dan nelayan di Papua serta Papua Barat. Kedua profesi tersebut akan digabungkan melalui sebuah model koperasi.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah juga tengah melihat sejumlah model koperasi tanaman perkebunan. “Kami ingin menggarap model-model koperasi pengelolaan kopi, vanili, kokoa,” kata dia di Sorong, Papua Barat, Kamis (27/2).
Teten mengatakan, konsolidasi petani dan nelayan tersebut dilakukan seiring dengan program investasi hijau Papua dan Papua Barat. Pasalnya, investasi hijau bakal menyasar kepada petani dan nelayan berskala UMKM.
(Baca: Pemerintah Luncurkan Konsep Investasi Hijau di Papua dan Papua Barat)
Namun, investasi hijau tersebut tak mungkin diberikan kepada perseorangan. “Memang skala bisnisnya UMKM ini juga harus dikonsolidasi, enggak bisa lagi jenis perorangan gitu,” kata Teten.
Lebih lanjut, dia menyebut pemberian investasi hijau melalui koperasi diperkirakan bisa mengembangkan usaha para petani dan nelayan menjadi lebih besar. Mereka pun akan lebih mudah untuk mendapatkan akses pembiayaan lewat perbankan.
Dengan model koperasi ini, pemerintah juga lebih mudah membangun infrastruktur. Sebab, jika satu sama lain terpencar, pembangunan infrastruktur tersebut bakal memakan biaya lebih mahal.
Oleh karena itu, rencana ini akan dimatangkan kembali. Pemerintah akan melakukan rapat lanjutan di Jakarta untuk membahas konsolidasi petani dan nelayan di Bumi Cenderawasih.
“Untuk menyusun work plan dan daerah akan mengusulkan di mana lokasinya, berapa totalnya,” kata Teten.
(Baca: Masalah Lahan Jadi Hambatan Terberat Investasi di Papua)
Sekadar informasi, investasi hijau merupakan program yang diinisiasi pemerintah di Papua dan Papua Barat. Investasi hijau merupakan investasi atas pemanfaatan sumber daya alam guna tetap mempertahankan keberlanjutan lingkungan.
Investasi hijau di Papua dan Papua Barat pada tahap awal akan menyasar pada hasil pertanian, seperti kakao, kopi, pala, dan rumput laut. Investasi hijau juga akan ditargetkan untuk hasil budidaya perikanan dan ekowisata di Papua serta Papua Barat.