Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas berharap revisi Anilisis Dampak Lingkungan atau Amdal Blok Cepu segera terbit. Dengan begitu, produksi minyak blok migas tersebut bisa meningkat.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan pihaknya tinggal menunggu persetujuan revisi Amdal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK dan Badan Kordinasi Penanaman Modal atau BKPM. "Mungkin sekitar seminggu atau dua minggu lagi," kata Julius ke Katadata.co.id pada Jumat (13/3).
Jika revisi Amdal terbit, Julius menyebut produksi Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris di Blok Cepu bisa naik menjadi 235 ribu barel per hari atau (bopd). Produksi blok tersebut saat ini sekitar 220 ribu bopd.
SKK Migas memang berusaha mempercepat upaya peningkatan produksi mencapai 1 juta bopd pada 2030. Beberapa upaya strategis diterapkan pada blok migas yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) itu demi mendapatkan tambahan produksi minyak.
(Baca: Menanti Revisi Amdal dan Sejarah Panjang Blok Cepu)
Salah satunya yaitu memastikan besaran cadangan Lapangan Banyu Urip meningkat dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan rencana pengembangan lapangan atau plan of development atau POD I sebesar 375 juta barel menjadi 940 juta barel.
Saat bertemu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada Rabu (11/3) pekan lalu, Presiden EMCL Louise McKenzie mengatakan potensi Banyu Urip bisa ditingkatkan lagi melalui tiga strategi. Strategi pertama yaitu memonetisasi gas ikutan untuk menghilangkan bottleneck produksi minyak di Lapangan Banyu Urip.
Strategi kedua yaitu menambah sumur sisipan untuk memproduksi minyak dari daerah reservoir karbonat yang belum terproduksikan. Selain itu, strategi ketiga sejalan dengan transformasi SKK Migas dalam strategi percepatan resource to production (R to P) yaitu pembuktian upside potential di Lapangan Banyu Urip.
Pasalnya terdapat potensi cadangan tambahan yang berada lebih dangkal dari reservoir yang diproduksikan saat ini. ExxonMobil akan mengevaluasi rencana pengeboran sumur kajian (appraisal wells) untuk menambah data karakteristik batuan dan produktivitas reservoir.
Ketiga strategi tersebut diharapkan dapat memberikan tambahan produksi puncak di tahun 2024 sekitar lebih dari 30 ribu bopd. “Kami harapkan tambahan proyek ini selesai tepat waktu sehingga tambahan produksi dari lapangan Banyu Urip dapat terealisasi pada 2022,” kata Dwi.
(Baca: Direstui Pemda Bojonegoro, Revisi Amdal Blok Cepu Selangkah Lagi)