Pertemuan OPEC+ Batal, Perang Harga Minyak Arab Saudi-Rusia Berlanjut

ANTARA FOTO/REUTERS/Ben Job
Ilustrasi, pertemuan Organisasi negara Pengekspor Minyak. OPEC dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+ membatalkan pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (18/3). Padahal pertemuan itu untuk membahas upaya meningkatkan harga minyak dengan cara menambah pemangkasan produksi pada tahun ini.
17/3/2020, 13.22 WIB

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan negara sekutunya atau dikenal sebagai OPEC+ membatalkan pertemuan yang seharusnya berlangsung pada Rabu (18/3) di Wina. Padahal, pertemuan itu merupakan upaya menengahi kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia agar harga minyak terdongkrak.

Pasalnya, kedua negara produsen utama minyak tersebut tak sepakat menambah pemangkasan produksi. "Sudah dibatalkan," kata salah satu sumber seperti dikutip dari Reuters, Selasa (17/3).

Rusia menolak mendukung upaya penambahan pemangkasan produksi untuk mengatasi berkurangnya permintaan minyak akibat virus corona. Negara OPEC seperti Arab Saudi pun langsung merespon dengan menghilangkan semua batasan produksi minyak.

Di sisi lain, anggota OPEC lainnya berupaya untuk menjembatani persoalan antara Saudi dan Rusia. Meski demikian, upaya tersebut tidak membuahkan hasil sebab kedua pihak sangat sulit mencapai kompromi saat ini.

(Baca: Saudi Aramco Bakal Genjot Produksi Minyak Hingga 12,3 Juta Barel/Hari)

"Sekarang sulit bagi Arab Saudi untuk mundur," kata seorang sumber OPEC.

Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan pihaknya tidak memiliki rencana untuk berkomunikasi dengan Arab Saudi. Dia juga mengatakan anjloknya harga minyak bukanlah sesuatu yang mengejutkan.

Padahal, OPEC + bisa mencapai sepakat untuk memangkas lebih dari 40% produksi minyak dunia pada tahun lalu. Kesepakatan tersebut akan berakhir pada akhir bulan ini.

Minyak dunia telah anjlok 39% menjadi US$ 31 per barel sejak pertemuan tingkat menteri negara OPEC+ pada 6 Maret 2020 . Harga anjlok karena tak ada kesepakatan untuk memperdalam atau memperpanjang pemangkasan produksi.

(Baca: Harga Minyak di Bawah US$ 30/Barel Imbas Virus Corona )

Reporter: Verda Nano Setiawan