Bob Hasan Meninggal, Raja Hutan yang Pernah Mendekam di Nusakambangan

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ws
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Bob Hasan meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB, Selasa (31/3), di Jakarta.
Penulis: Sorta Tobing
31/3/2020, 14.02 WIB

Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden Soeharto, Mohammad Hasan alias Bob Hasan, meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB, Selasa (31/3). Kabar duka ini tersebar melalui pesan WhatsApp ke awak Katadata.co.id.

“Telah meninggal dunia Bapak Bob Hasan karena sakit, pada hari Selasa, 31 Maret 2020, Pukul 11.00 WIB. (Semoga almarhum) mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan. Mohon dimaafkan segala kesalahannya,” tulis pesan berantai itu.

Kabar meninggalnya Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) ini dibenarkan oleh Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto. “Iya. Saya tadi konfirmasi ke Pak Tigor Tanjung (Sekretaris Jenderal PASI). Om Bob meninggal," kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, seperti dikutip dari Antara.

Wafatnya tokoh pembina atletik Indonesia itu, menurut Gatot, tidak terkait dengan penyakit virus corona. Jenazah rencananya akan dikebumikan di Ungaran, Jawa Tengah.

(Baca: Mantan Menteri Perindustrian Era Soeharto Bob Hasan Meninggal Dunia)

Berbisnis Batu Akik di Nusakambangan

Bob Hasan selama ini diketahui hanya lahir di Semarang pada 1931, tanpa diketahui tanggal lahirnya. Ia memiliki seorang istri bernama Pertiwi Hasan dan dua orang anak.

Pada saat Orde Baru, Bob terkenal dengan julukan Raja Hutan. Bisnis kayunya menggurita, bahkan memonopoli hak pengusahaan hutan (HPH).

Kinclongnya bisnis Bob kala itu juga membuatnya meraih penghargaan Kalpataru pada 1997. Pemerintah menganggapnya berkontribusi positif untuk lingkungan. Namun, gara-gara bisnis ini pula ia lalu mendekam di penjara.

Bob dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Februari 2001. Melansir dari Majalah Tempo, sebagai Direktur Utama PT Mapindo Pratama, ia dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi proyek pemetaan hutan senilai Rp 2,4 triliun.

(Baca: JB Sumarlin, Menkeu Kepercayaan Soeharto yang Tangani Krisis Pertamina)

Hukuman itu dianggap terlalu lunak. Lalu, Pengadilan Tinggi menambah lagi menjadi delapan tahun. Bob sempat menghuni Penjara Salemba dan Penjara Cipinang di Jakarta sambil menunggu peninjauan kembali perkaranya oleh Mahkamah Agung.

Jaksa Agung Baharuddin Lopa kemudian mengirimnya ke Nusakambangan pada 27 Maret 2001. Lopa dikenal tak pandang bulu untuk persoalan menghukum koruptor.

Namun, Bob yang bernama asli The Kiang Seng bukan hidup menderita di penjara yang terkenal sebagai tempat pembunuh, perampok, dan bandar narkoba paling sadis itu. Di Alcatraz-nya Indonesia, ia malah sukses berbisnis batu akik dan memperbaiki fasilitas olahraga di sana dari kocek pribadinya.

Selama mendekam di penjara, ia mendapat remisi tiga kali. Jadi, pada pertengahan 2004 Bob sudah bebas. Ia kembali ke organisasi PB PASI yang dipimpin sejak 1972, tapi menjauhi dunia bisnis hingga akhir hayatnya.

(Baca: Sjafrie Sjamsoeddin, Pengawal Soeharto yang Jadi Penasihat Prabowo)

Salah satu pencapaiannya di bidang atletik adalah menemukan Lalu Muhammad Zohri. Bob dalam beberapa tahun terakhir melakukan pembenahan di PB PASI, salah satunya dengan fokus pembinaan atlet usia remaja, bukan lagi senior.

Untuk memperbaiki teknik Zohri, melansir dari Media Indonesia, Bob mendatangkan pelatih asal Amerika Serikat, Harry Mara. Dengan pelatih profesional ini, Zohri berhasil menjadi juara dunia junior lari 100 meter di Tampere, Finlandia pada 2018. Pada saat Asian Games di tahun yang sama, Zohri bersama tiga pelari Indonesia lainnya berhasil meraih medali perak untuk kelompok lari estafet.

Lalu Muhammad Zohri (kiri) ketika melakukan lari estafek pada Asian Games 2018 (ANTARA FOTO/INASGOC/Andika Wahyu)

Teman Main Golf Presiden Soeharto

Ketika Presiden Soeharto masih berkuasa, Bob kerap menemaninya bermain golf. Dalam sebuah wawancara dengan detikcom pada 2018, ia mengklaim dirinya yang paling sering diajak berolahraga itu.

“Pak Harto ndak mau main golf sama orang lain, sama saya saja. Karena kalau sama pejabat, ngomong-nya soal pemerintahan lagi,” ucap Bob.

(Baca: Soeharto & Gus Dur Tak Dapat Gelar Pahlawan dari Jokowi, Ini Alasannya)

Keduanya telah bersahabat jauh sebelum Soeharto menjadi presiden. Mereka bertemu ketika presiden kedua RI itu masih meniti karier di Angkatan Darat. Bob merupakan anak angkat Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Subroto, atasan Soeharto.

Karena itu pula Bob tak sungkan memberi kritik terhadap para menteri. Soeharto biasanya tak langsung bereaksi, tapi akan menindaklanjutinya.