PT Pertamina (EP) ingin melakukan “tukar guling” wilayah kerjanya. Jadi, wilayah kerja yang tidak ekonomis akan dikembalikan ke pemerintah untuk mendapatkan wilayah baru. Tujuannya agar bisa mendapatkan cadangan raksasa.
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan pihaknya telah mengembalikan wilayah kerjanya di Jawa bagian Selatan dengan luas 22 ribu kilometer (km). Alasannya, wilayah kerja itu sudah tidak lagi menarik.
Untuk itu Nanang meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan area pengganti dengan luas lahan yang sama. Dengan begitu, Pertamina EP bisa mencari cadangan migas di area baru itu.
Adapun, permintaan tersebut masih menunggu restu Menteri ESDM. "Pertamina EP areanya sudah sangat limited. Menurut saya bisa ada giant discovery kalau ada play ground yang baru," ujar Nanang di Jakarta, Selasa (23/1).
Sebagai informasi, Pertamina EP memiliki wilayah kerja seluas kurang lebih 113,629.82 kilometer persegi yang tersebar di seluruh Indonesia. Wilayah kerja Pertamina EP tersebut dibagi ke dalam lima asset.
Asset 1 terdiri dari Lapangan Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba. Asset 2 ada Lapangan Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera. Asset 3 yakni Lapangan Subang, Jatibarang, dan Tambun. Asset 4 adalah Lapangan Cepu, Poleng dan Matindok. Asset 5 berisi Lapangan Sangatta, Bunyu, Tanjung, Sangasanga, Tarakan dan Papua.
Adapun sepanjang 2018, tercatat produksi minyak untuk Pertamina EP mencapai 79.690 barel per hari (bph) atau 96% dari target 83.000 bph. Sedangkan untuk produksi gas Pertamina EP adalah 1.017 MMSCFD atau 103% dari target 986 MMSCFD. Total produksi minyak dan gas Pertamina EP adalah 255 MBOEPD atau 101% dari target 253 MBOEPD.
(Baca: Target Produksi Minyak Pertamina EP Tahun Ini Naik, Gas Turun)
Sementara itu, tahun ini Pertamina EP menargetkan produksi gas sebesar 815 MMscfd atau 19,8% lebih rendah dari capaian tahun lalu. Penurunan ini karena wilayah Musi mengalami penurunan produksi. Adapun target produksi minyak tahun ini ditargetkan sebesar 85 ribu bph, atau meningkat 10,4% dari realisasi tahun lalu. Ini karena ada tambahan produksi Lapangan Sukowati di Jawa Timur sebesar 10 ribu bph.