Hingga Maret tahun 2019, setidaknya ada tujuh sumur eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) yang akan dibor. Pengeboran ini untuk membuktikan kandungan migas yang bisa diproduksi.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan beberapa sumur sudah mulai dibor sejak awal tahun ini. "Semuanya onshore, program ini rata-rata akan berjalan tiga hingga enam bulan ke depan," kata dia kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.
Sumur yang akan dibor itu adalah MTSB-02. Sumur yang terletak di Blok Malacca Strait ini sudah dilakukan EMP Malacca Strait sejak 1 Januari 2019. Lalu, ada sumur Morea-01 oleh Pertamina EP di area Luwuk pada 1 Januari 2019 lalu. Ada juga sumur Radiatus Madu-01, oleh Pertamina EP di Pangkalan Susu pada 1 Januari 2019.
Keempat, pengeboran sumur TJD-02, oleh EMP Gebang pada 31 Januari 2019. Kelima, pengeboran sumur Metro-01 oleh Lapindo Brantas pada Februari 2019. Keenam, pengeboran sumur TJD-01 oleh EMP Gebang, targetnya mulai dibor pada minggu ketiga bulan ini. Ketujuh, pengeboran sumur Bela-3 oleh Caelus Energi yang akan dibor awal Maret 2019.
Tidak hanya tujuh sumur itu. Hingga akhir tahun 2019, SKK Migas menargetkan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 57 sumur. Adapun realisasi pengeboran sumur tahun lalu hanya mencapai 21 sumur dari target 104 sumur.
(Baca: Turun Sejak 2010, Cadangan Minyak Sentuh Level Terendah)
Mengacu data SKK Migas, realisasi pengeboran sumur eksplorasi mengalami tren menurun dan tahun lalu merupakan yang terendah selama delapan tahun terakhir. Tahun 2011 pengeboran sumur berhasil mencapai 81 sumur eksplorasi. Lalu 2012 menjadi 96 sumur eksplorasi, ini merupakan realisasi pengeboran sumur eksplorasi terbanyak selama delapan tahun terakhir.
Setelah mencapai titik terbanyak, pengeboran eksplorasi 2013 turun menjadi 75 sumur. Setahun berikutanya turun lagi menjadi 64 sumur. Penurunan pun berlanjut di tahun 2015 menjadi 33 sumur. Baru tahun 2016 naik sedikit menjadi 34 sumur dan tahun 2017 naik menjadi 54 sumur yang terealisasi.